<p>Claudia Kolonas, co-founder Pluang/ Pluang</p>

Platform Investasi Peluang Kini Sediakan Mata Uang Kripto

  • JAKARTA – Platform investasi Pluang yang dikembangkan oleh PT PG Berjangka bekerja sama dengan perusahaan crypto exchanger PT Zipmex Exchange Indonesia (Zipmex). Hal ini untuk memberikan keleluasaan oleh pengguna Pluang dalam melakukan diversifikasi portofolio. Zipmex merupakan salah satu crypto exchanger di Indonesia yang menggunakan kustodian BitGo. Sementara, BitGo sendiri adalah lembaga kustodian kripto internasional yang […]

Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Platform investasi Pluang yang dikembangkan oleh PT PG Berjangka bekerja sama dengan perusahaan crypto exchanger PT Zipmex Exchange Indonesia (Zipmex). Hal ini untuk memberikan keleluasaan oleh pengguna Pluang dalam melakukan diversifikasi portofolio.

Zipmex merupakan salah satu crypto exchanger di Indonesia yang menggunakan kustodian BitGo. Sementara, BitGo sendiri adalah lembaga kustodian kripto internasional yang memiliki perlindungan polis asuransi oleh perusahaan Lloyd hingga US$100 juta atau setara Rp1,4 miliar (asumsi kurs Rp14.146 per dolar Amerika Serikat).

Co-founder Pluang, Claudia Kolonas mengatakan, tujuannya meluncurkan produk kripto adalah untuk membuka akses lebih luas kepada masyarakat Indonesia terhadap produk keuangan dunia. Ia menilai, kripto adalah produk finansial baru yang memiliki popularitas tinggi di Indonesia.

“Kami memilih Zipmex sebagai mitra kami, karena selain sudah terdaftar di BAPPEBTI, juga memiliki keamanan sistem yang tinggi, serta salah satu crypto exchanger di Indonesia yang sudah memiliki kustodian yang dilindungi oleh asuransi terkenal,” ujanya di Jakarta, Senin 30 November 2020.

Ia juga menyarankan nasabah untuk jangan tergiur oleh biaya perantara (spread) rendah ketika memilih crypto exchanger. Paling penting, sambung Claudia, nasabah menganalisa keamanan kustodian, dan perlindungan asuransinya.

“Karena dunia kripto itu masih termasuk baru, lebih baik memprioritaskan keamanannya,” tambahnya.

Produk yang hadir di aplikasi Pluang Cryptocurrency adalah Bitcoin dan Ethereum. Berdasarkan data terkini, Bitcoin dan Ethereum merupakan dua mata uang digital dengan nilai kapitalisasi terbesar di dunia.

Cryptocurrency sendiri adalah jenis mata uang digital baru yang dipakai untuk bertransaksi virtual secara online. Sandi-sandi rahasia yang cukup rumit digunakan untuk melindungi dan menjaga keamanan mata uang digital ini.

Selain itu, cryptocurrency terdesentralisasi atau tidak dikendalikan oleh otoritas pusat seperti bank atau pemerintah, dan sebaliknya dipertukarkan dari orang ke orang.

Berbeda dengan mata uang konvensional yang bersifat terpusat, mata uang digital justru bersifat desentralisasi. Sehingga, tidak ada pihak yang hadir dan berperan sebagai perantara dalam suatu transaksi.

Pembayaran dengan mata uang digital berlangsung dari pengirim ke penerima atau peer-to-peer. Namun, seluruh transaksi yang dilakukan tersebut tetap dicatat dan dipantau dalam sistem jaringan cryptocurrency.

Mengapa Cryptocurrency?

Menurut Claudia, berinvestasi di cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum menjadi sangat populer saat ini. Sebab, produk ini menjadi salah satu alternatif diversifikasi aset yang memiliki potensi pengembangan dengan cepat.

“Memiliki alokasi investasi pada Bitcoin ataupun mata uang kripto lainnya dapat memberikan diversifikasi yang luas terhadap portofolio tradisional, yang biasanya adalah saham atau obligasi,” ujarnya.

Tingkat adopsi Bitcoin dan cryptocurrency lainnya juga dinilai semakin meluas. Adopsi terus meningkat, dimana bank sentral berbagai negara tengah mempertimbangkan potensi mata uang digital.

Adapun perbedaannya dengan mata uang konvensional adalah pemerintah-pemerintah negara dapat mencetak uang sesuai dengan ketentuan yang ada. Sementara, hanya akan ada maksimal sejumlah 21 juta keping Bitcoin di dunia dan sebanyak 89% saat ini telah ditambang.

Bitcoin dipandang sebagai aset yang dapat diandalkan untuk menjadi lindung nilai terhadap inflasi mata uang. Dengan reputasi sebagai “safe haven asset”, investor membelinya ketika situasi ekonomi dunia kurang pasti.