PLTA Poso ekstensi tahap 2 berkapasitas 4×50 Mega Watt (MW) siap beroperasi
Korporasi

PLN Bersama Poso Energy Rampungkan Pembangunan PLTA Poso Ekstensi Tahap Dua

  • PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi bersama PT Poso Energy berhasil merampungkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso ekstensi tahap dua berkapasitas 4x50 Mega Watt (MW)
Korporasi
Mutia Yuantisya

Mutia Yuantisya

Author

JAKARTA – PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi bersama PT Poso Energy berhasil merampungkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso ekstensi tahap dua berkapasitas 4x50 Mega Watt (MW).

Pencapaian tersebut membuat sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) memiliki bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) tertinggi di Indonesia.

General Manager PLN UIP Sulawesi Defiar Anis mengatakan bahwa selesainya pembangunan PLTA Poso ekstensi tahap dua ini ditandai dengan keluarnya Sertifikat Laik Operasi (SLO) untuk unit tiga dan empat pada 10 Desember 2021.

Sementara itu, untuk SLO unit satu dan dua telah keluar pada September 2021.

“Pada masa transisi energi ini PLN dan Poso Energy berhasil merampungkan pembangunan PLTA Poso ekstensi tahap dua berkapasitas 4x50 MW atau 200 MW,” kata Defiar Anis yang dikutip dari rilis, Jumat, 17 Desember 2021.

Saat ini, PLTA Poso memiliki total kapasitas 515 MW. Rinciannya, pertama, PLTA Poso eksisting berkapasitas 3X65 MW yang telah beroperasi sejak 2012. 

Lalu, PLTA Poso ekstensi tahap satu berkapasitas 4X30 MW telah beroperasi sejak Februari 2020, dan PLTA Poso ekstensi tahap dua memiliki kapasitas 4X50 MW.

“Listrik dari PLTA Poso ekstensi tahap dua akan segera bergabung dalam sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan,” tuturnya. 

Sebelum masuknya PLTA Poso ekstensi tahap dua, cadangan daya sistem Sulbagsel sebesar 591,5 MW dengan beban puncak sistem kelistrikan Sulbagsel sebesar 1.517,6 MW dan daya mampu sebesar 2.109,1 MW.

Jika PLTA Poso yang baru ini masuk, maka cadangan daya akan meningkat menjadi 791,5 MW dan daya mampu akan meningkat menjadi 2.309,1 MW dengan bauran EBT sebesar 40% atau sebesar 940 MW.

“Dengan bauran EBT mencapai 40% dari total daya mampu yang ada, menjadikan bauran tertinggi di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat membantu mengejar target bauran EBT di Indonesia sebesar 23% pada tahun 2025 dan mengejar target net zero emmision di tahun 2060,” katanya.