PLN IP Pimpin Nilai dengan Transisi Energi
Energi

PLN Didesak Lakukan Ini untuk Kejar Target Bauran Energi 2025

  • Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai, pemerintah harus gerak cepat untuk mengejar target bauran energi sebesar 26% pada 2025

Energi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai, pemerintah harus gerak cepat untuk mengejar target bauran energi sebesar 26% pada 2025.

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa mengatakan ada sejumlah cara, antara lain mempercepat eksekusi-eksekusi proyek yang sudah kontrak, khususnya dari Independent Power Producer (IPP). 

Selain itu, pemerintah harus mendesak PLN melakukan lelang pembangkit skala besar secara reguler selama tahun ini,” kata Fabby, Selasa 16 Januari 2024.

Fabby juga berpendapat pemerintah harus mendesak PLN melakukan penyederhanaan negosiasi Perjanjian Jual Beli Listrik (Power Purchase Agreement, PPA). Sehingga proyek-proyek tersebut bisa dieksekusi tahun ini. 

“Untuk mengejar target 10,6 GW dalam dua tahun, pemerintah harus mengandalkan PLTS terapung, ground mounted dan ditambah dengan 3,6 GW target kapasitas terpasang PLTS atap. Oleh karena implementasi revisi Permen No. 26/2021 tidak boleh lagi tertunda,” terang Fabby.

Baca Juga: Jalan di Tempat, Bauran EBT 2023 Masih 13,1 Persen

Sebagaimana diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan, realisasi energi baru terbarukan pada 2023 hanya sebesar 13,1% dari target 17,9% dalam mencapai 23% pada 2025. 

Tahun lalu, Kementerian ESDM menyebutkan terjadi penurunan emisi GRK di sektor energi tahun 2023 sebesar 127,67 juta ton karbon dioksida dari target 116 juta ton karbon dioksida.

Sebelumnya,berdasarkan data Kementeria ESDM, batu bara masih memegang bauran energi tertinggi sebesar 40,46%. Sementara bauran energi terbesar kedua dan ketiga adalah minyak sebesar 30,18% serta gas bumi 16,28%.

Sebelumnya, Kementerian ESDM menargetkan bauran EBT mencapai 17,9% pada 2023. Namun realisasinya hanya 13,1% atau sebesar 238,12 barel setara minyak (MBOE). Sementara pada 2022, Indonesia mencapai bauran EBT 12,3% atau sebesar 217 MBOE dari proyeksi 15,7%.