Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) milik anak subholding Pertamina NRE, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Industri

PLN Pastikan Proyek PLTMG Bangkanai 2 Kalbar Senilai Rp1,9 Triliun Sudah 90 Persen

  • Pembangkit Listrik Tenaga Mesin dan Gas (PLTMG) Bangkanai Stage 2 memiliki total kapasitas sebesar 140 megawatt (MW).
Industri
Mutia Yuantisya

Mutia Yuantisya

Author

JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menyatakan pengerjaan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin dan Gas (PLTMG) Bangkanai Stage 2 di Kalimantan Barat telah mencapai lebih dari 90%.

General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (PLN UIP KLB) Didik Mardiyanto memastikan proyek PLTMG tersebut bisa selesai tepat waktu. Saat ini, kata Didik, pengerjaannya terus berjalan meskipun terdapat kendala seperti pandemi yang melanda dan akses menuju lokasi yang sulit dicapai.

"PLN pun optimistis dengan beroperasinya PLTMG Bangkanai Stage 2 ini akan meningkatkan keandalan listrik terutama di Kalimantan Tengah," kata Didik Mardiyanto, dalam keterangan resmi, Kamis, 9 Desember 2021.

Didik mengungkapkan nilai investasi pembangkit yang berlokasi di Desa Karendan, Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara tersebut mencapai Rp1,9 triliun.

PLTMG Bangkanai Stage 2 memiliki total kapasitas sebesar 140 megawatt (MW) yang terdiri atas dua engine hall dan masing-masing dapat menghasilkan listrik berkapasitas sebesar 70 MW.

"Proyek ini memiliki nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 44,55 persen dan melibatkan 48 tenaga kerja lokal," tuturnya.

Pada pertengahan Oktober 2021, Rekomendasi Laik Sinkron (RLS) telah terbit untuk keseluruhan mesin PLTMG.

Sistem PLTMG tengah memasuki tahap pengujian yang dilakukan untuk memastikan seluruh mesinnya dapat beroperasi dengan baik dan optimal.

"Kami berharap tahapan pengujian sistem yang saat ini sedang dilakukan dapat berjalan lancar. Pengujian yang akan kami lakukan antara lain pengujian performa pembangkti dan juga reliability run untuk memastikan keandalan mesinnya," katanya.

Didik mengatakan, dengan terbitnya rekomendasi laik sinkron tersebut, pembangkit listrik yang memiliki 16 mesin ini sudah dapat terhubung ke jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) Bangkanai-Muara Teweh.

"Pada awal Oktober lalu, pembangkit kami juga sudah melalui tahap backfeeding dan sinkronisasi untuk keseluruhan unit mesinnya dengan hasil yang baik. Tahapan tersebut kami lakukan untuk memastikan keandalan sistem pembangkit sebelum dilakukan tahapan berikutnya,” katanya.

Selain itu, PLN UIP KLB turut menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan jaringan interkoneksi antara sistem kelistrikan Barito di Kalimantan Tengah dan sistem Khatulistiwa di Kalimantan Barat seperti SUTT 150 kV Pangkalan Bun-Sukamara dan Sukamara-Kendawangan.

Interkoneksi bertujuan agar setiap sistem kelistrikan di Kalimantan dapat terhubung dan saling menopang satu dengan lainnya.

Pembangkit ini mampu menopang kebutuhan daya di Kalteng sebesar 196 MW dan Kalimantan Selatan sebesar 558 MW.