Desain pembangunan IKN Nusantara.
Infrastruktur

PLN Siapkan Infrastruktur Kelistrikan Hijau di IKN

  • PLN memiliki rencana menambahkan setidaknya 19 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN pada tahun 2024.

Infrastruktur

Bintang Surya Laksana

JAKARTA - PT PLN (Persero) berkomitmen untuk bangun kelistrikan berbasis energi hijau dan infrastruktur pendukung ekosistem kendaraan listrik di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Hal tersebut sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo Atau Jokowi yang ingin mewujudkan green city pada IKN. Ketika mengisi kuliah umum di Kampus Universitas Georgetown, Washington DC, Jokowi menegaskan IKN Nusantara nantinya akan berkonsep keberlanjutan. Lebih lanjut, Jokowi juga meminta penghuni IKN nantinya wajib menggunakan kendaraan listrik tanpa terkecuali.

"80% akan menggunakan transportasi publik kendaraan listrik dan penghuninya 100% harus menggunakan kendaraan listrik. Sehingga nanti akan menjadi kota yang betul-betul hijau yang layak untuk dihuni bersama-sama," ujar Jokowi.

Jokowi juga menyebutkan pembangkit listrik di IKN juga dirancang ramah lingkungan dengan menggunakan energi terbarukan. Jokowi mencontohkan, pembangkit energi di IKN Nusantara akan menggunakan sumber energi solar atau panas bumi dan juga hydropower atau sumber daya air.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dalam keterangan resmi pada Minggu, 19 November 2023 mengungkapkan dukungan PLN pada keseriusan pemerintah untuk mewujudkan IKN Nusantara dengan konsep kota hutan atau forest city yang pintar, hijau, indah dan ramah lingkungan. Darmawan menyebutkan seluruh mobilitas di IKN akan memakai moda transportasi ramah lingkungan berbasis listrik.

"Komitmen PLN menghadirkan listrik yang tidak hanya andal untuk Ibu Kota baru, tetapi juga bersih sejalan dengan target Net Zero Emissions (NZE) 2060 dalam rangka memanfaatkan potensi energi bersih di Indonesia demi kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya," ujar Darmawan.

PLN memiliki rencana menambahkan setidaknya 19 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN pada tahun 2024. Selain itu, PLN juga memastikan ketersediaan SPKLU di kota-kota penyangga IKN, seperti Balikpapan dan Samarinda. 

Saat ini, sudah ada 9 SPKLU yang tersebar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, dan jumlah tersebut akan meningkat menjadi 31 unit pada tahun 2024. 

PLN juga akan menyediakan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) dan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) di IKN dan kota sekitar IKN. Secara nasional, hingga Oktober 2023, PLN telah menyediakan 622 unit SPKLU, 1.839 unit SPBKLU, dan 9.139 unit SPLU.

"Karena IKN ini akan menjadi kota yang futuristik, di mana semua moda transportasi yang digunakan harus ramah lingkungan, maka kami siap mendukung kebutuhan infrastruktur untuk pengisian daya kendaraan listrik,” sebut Darmawan.

Darmawan menyatakan kelistrikan di IKN Nusantara akan didukung oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 MW, yang telah di groundbreaking pada awal November oleh Jokowi. Selain energi surya, PLN juga akan mengembangkan potensi energi hidro di sekitar IKN. 

"Kami akan memetakan dan memanfaatkan potensi hidro di sekitar IKN, yang dapat menghasilkan listrik hingga 1.000 MW. Dengan demikian, sistem kelistrikan IKN Nusantara akan sepenuhnya menggunakan energi baru dan terbarukan," ungkap Darmawan.

Pilihan pemerintah untuk menghijaukan sektor energi dan transportasi di IKN Nusantara terbilang tepat. Pasalnya kedua sektor tersebut merupakan sektor yang menjadi penyumbang emisi karbon tertinggi di Indonesia.

Melansir World Emission Clocks,sektor energi menjadi sektor terbesar kedua yang menyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia adalah sektor energi. Sektor ini menyumbang emisi GRK pada emisi karbon ekuivalen (CO2eq) 2023 sebesar 505 Metrik Ton (MT) dengan emisi per detik diperkirakan sebesar 16 ton/detik.

Sub sektor dengan penyumbang terbanyak adalah pembangkit listrik tenaga batu bara dengan emisi karbon sebesar 226,5 MT. Selanjutnya produksi bahan bakar fosil dengan menyumbang 114,1 MT. 1 MT sama dengan 1 Ton.  

Sedangkan sektor transportasi menjadi yang keempat sebagai sektor dengan penyumbang emisi GRK. Sektor ini mencatatkan emisi GRK pada CO2eq 2023 sebesar 194,5 MT dengan menyumbang emisi per detik diperkirakan sebesar 9 ton/detik. Sub sektor penyumbang terbesar adalah bus dan truk dengan menyumbang emisi karbon sebesar 88,2 MT, dan selanjutnya adalah sub sektor mobil dengan sumbangan emisi karbon sebesar 84,3 MT.