PLN Tarik Utang Rp8,8 Triliun dari ADB untuk Pembangkit Listrik EBT di Jawa
- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) membutuhkan sekitar Rp513 triliun untuk pembangunan pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) di Pulau Jawa.
Nasional
JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) baru mendapatkan pinjaman sebesar US$600 juta atau setara Rp8,8 triliun dari Asian Development Bank (ADB).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebut, dari tahun ini hingga 2030 nanti, PLN membutuhkan sekitar US$35 miliar atau setara Rp513 triliun untuk belanja modal atau capital expenditure. Sementara itu, modal sebesar US$350 atau setara Rp5.129 triliun hingga US$400 atau setara Rp5.861 triliun dibutuhkan hingga tahun 2060.
“Dari sekarang sampai 2030, kami membutuhkan sekitar US$35 milliar untuk capital expenditure atau belanja modal dalam rangka membangun 51,6 persen pembangkit listrik yang berasal dari EBT,” ujar Darmawan dalam keterangan resminya, dikutip Senin, 23 Mei 2022.
- Sempat Dibuka Menguat ke 6.930, IHSG Balik Arah Drop ke Zona Merah
- Keran Ekspor Minyak Goreng Kembali Dibuka, Ini Fakta Menariknya
- Ikuti Arabian Travel Market Dubai 2022, Sandiaga Uno: RI Berpotensi Raup Devisa hingga Rp225 Miliar
Modal awal sebesar US$600 juta atau setara Rp8,8 triliun itu didapatkan hasil dari Perjanjian Penjaminan antara Kementerian Keuangan dengan ADB serta Perjanjian Pelaksanaan Penjaminan (PPP) antara PLN dengan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).
Pembiayaan ini adalah salah satu program besar dari ADB dengan tajuk Sustainable and Reliable Energy Access Program (SREAP) yang ditujukan untuk mendukung keandalan kelistrikan dengan berprinsip keberlanjutan.
Adapun saat ini, kapasitas pembangkit listrik PLN mencapai 250 terawatthours (tWh) dan hingga 2060 diproyeksikan akan mencapai 1.800 tWh yang sebagian besar berasal dari EBT.
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru, PLN memiliki proyeksi penjualan tenaga listrik sebesar 265.051 Gigawatthours (GWh) hingga 2030 hanya di Jawa, Madura dan Bali saja. Sementara, ada estimasi penambahan sebanyak 13,47 juta pelanggan baru hingga 2030.
“Selain itu pembiayaan ini dapat mendukung program PLN untuk berkontribusi dalam capaian-capaian Sustainable Development Goals (SDGs) perusahaan,” ujar Darmawan.