Plt Mentan akan Ekspor 600.000 Ton Kelebihan Stok Pupuk Urea
- Direktur Utama Pupuk Indonesia, mengungkapkan saat ini terdapat stok pupuk urea sejumlah 1,1 juta ton yang tersebar di berbagai holding company pupuk.
BUMN
KARAWANG - Plt. Menteri Pertanian (Mentan), Arief Prasetyo Adi menyebut kelebihan stok pupuk urea hingga mencapai 600.000 ton. Mengenai hal tersebut, Arief menyebutkan pihaknya akan mengekspor kelebihan stok tersebut ke sejumlah negara di Asia Tenggara, India dan Australia.
“Stoknya sekitar 600.000 ton over stock. Perhitungan ekspor silahkan nanti dalam Rakortas (Rapat Koordinasi Terbatas) bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri BUMN dan Menteri Pertanian,” kata Plt. Mentan Arief di kawasan Pabrik Pupuk Kujang Cikampek di Karawang, Jawa Barat, Kamis, 12 Oktober 2023 seperti dilansir Antara.
Pupuk Urea di Pupuk Kujang Cikampek memiliki kelebihan stok sekitar 30 ribu ton yang disimpan di area open warehouse dan harus segera digunakan dalam waktu dekat. Harapannya dengan ekspor ini Indonesia dapat membantu memenuhi kebutuhan produksi pangan di negara-negara lain. Arief juga baru saja berkomunikasi dengan ketua rice miller di Kamboja agar mereka segera membeli pupuk urea yang dikelola oleh Pupuk Indonesia Holding Company.
- Pos Indonesia Siap Layani Pengiriman Barang ASN ke IKN
- Nissan Perkenalkan Mobil Konsep Adventure Ramah Lingkungan
- Di Malaysia, TikTok Dianggap Tidak Sepenuhnya Patuh pada Hukum Negara
“Saya sudah telepon langsung salah satu pengguna pupuk di Kamboja. Jadi, Pak Presiden kemarin sudah telepon PM Kamboja dan kemudian hari ini saya call lagi ketua rice miller Kamboja supaya bisa mendapat pupuk dari pupuk Kujang,” ujar Arief.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengungkapkan bahwa saat ini terdapat stok pupuk urea sejumlah 1,1 juta ton yang tersebar di berbagai holding company pupuk. Setelah dikurangkan dengan kebutuhan pupuk urea dalam negeri dan stok sebanyak 500 ribu ton, maka terdapat kelebihan stok sebesar 600 ribu ton.
“Kalau pupuk NPK 100 ribu ton lagi yang akan ekspor. Semua yang penting dalam negeri diingatkan oleh Pak Mentan terpenuhi,” tutur Rahmad.
Pupuk Indonesia juga telah mendistribusikan pupuk melalui ratusan kios, di mana sekitar 60% dari kios-kios tersebut menjual pupuk non-subsidi. Dari ratusan kios tersebut, enam provinsi diantaranya yaitu Aceh, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Bali, dan Sulawesi Tengah, telah terdigitalisasi.
“Perintah Mentan segera di-cover 100% kios jumlah cukup, sistem digitalisasi ada, seluruh kios harus ada stok pupuk subsidi dan non subsidi, yang dari 1.000 Pak Mentan minta ubah minta ubah jadi 26.000 kios,” tutup Rahmad.