PLTA Air Putih Beroperasi, Kencana Energi (KEEN) Bidik Laba Bersih Rp152,35 Miliar
- Seiring kenaikan produksi listrik, PT Kencana Energi Lestari (KEEN) menargetkan laba bersih mencapai US$10,7 juta setara Rp152,35 miliar pada 2021.
Korporasi
JAKARTA -- Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Air Putih yang sudah beroperasi penuh dan dua pembangkit listrik lainnya yang segera rampung membuat PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) optimistis bisa mencetak kinerja keuangan yang positif tahun ini.
Direktur Keuangan KEEN Giat Widjaja mengatakan, seiring kenaikan produksi listrik, perusahaan menargetkan laba bersih mencapai US$10,7 juta setara Rp152,35 miliar pada 2021.
"Laba bersih 2021 kami perkirakan bisa mencapai US$10,7 juta, meningkat dari laba tahun 2020 sebesar US$8,64 juta," katanya, Rabu, 6 Oktober 2021.
- Akhir 2021, Omzet Mitra UMKM GoTo Ditaksir Tembus Rp52,2 Triliun
- Utang Obligasi Rp2,12 Triliun Jatuh Tempo Sebentar Lagi, Bank Panin Siap Bayar?
- Dharma Satya Nusantara (DSNG) Kembali Didenda KPPU, Kali Ini Rp1,05 Miliar
Dia mengatakan, pada kuartal II-2021, Kencana Energi sudah membukukan kenaikan sebesar 6,8% dari US$4,81 juta menjadi US$5,13 juta.
Peningkatan laba tersebut ditopang oleh kenaikan penjualan yang mengerek pendapatan perusahaan menjadi US$18,2 juta pada kuartal II-20021 atau meningkat 128,9% dari kuartal II-2020 yang sebesar US$7,95 juta.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan kuartal I-2021, pendapatan Kencana Energi naik 158,8% dari posisi US$7,03 juta. Sedangkan laba bersih kuartal II-2021 meningkat 162,10% dari dari laba kuartal I-2021 sebesar US$1,95 juta.
Wakil Presiden Direktur KEEN Wilson Maknawi menambahkan, kenaikan pendapatan dan laba perseroan selama semester pertama 2021 ditopang kenaikan produksi listrik pada PLTA Pakkat dan PLTA Air Putih.
"Proyek Air Putih sudah fully operated sejak awal tahun 2021 sehingga bisa memberi kontribusi signifikan pada kinerja KEEN selama semester pertama 2021," ujar Wilson.
Dia memperkirakan pendapatan perseroan sampai dengan akhir 2021 akan mencapai US$41,8 juta, meningkat pesat dibandingkan dengan pendapatan tahun 2020 sebesar US$25,3 juta.
Wilson mengatakan pihaknya optimistis bisa mencapai target pertumbuhan sampai akhir 2021 karena proyek PLTM Madong dijadwalkan rampung menjelang tahun 2021.
"Progres konstruksi proyek Madong sejauh ini masih sesuai target dan menjelang akhir tahun sudah bisa berproduksi," terang Wilson.
Menurut dia, jika proyek PLTM Madong beroperasi, maka tahun ini Kencana Energy bisa memasok energi listrik dari tiga unit pembangkit. Masing-masing PLTA Pakkat, PLTA Air Putih dan PLTM Madong.
PLTA Air Putih dibangun oleh anak usaha Kencana Energi yaitu PT Bangun Tirta Lestari, sedangkan PLTA Pakkat melalui PT Energi Sakti Sentosa.
PLTA Pakkat sejauh ini telah beroperasi maksimal untuk memenuhi supply kontrak ke PLN. PLTA Air Putih sudah beroperasi penuh sejak awal semester pertama 2021. Sedangkan konstruksi PLTM Madong sudah mencapai 92,6% sampai akhir September.
"Dengan demikian PLTM Madong sudah masuk tahap finalisasi untuk segera beroperasi penuh akhir tahun ini. Dengan demikian sudah ada kontribusi listrik dari proyek KEEN yang ketiga ini," ujar Wilson.
Dia melanjutkan, setelah proyek PLTM Madong dituntaskan, belum ada proyek baru yang akan dikerjakan perusahaan. Sejauh ini, proses due diligence untuk akuisi 2 proyek PLTM di wilayah Sumatera Utara ini masih dalam proses negosiasi.
"Dengan demikian, belum ada informasi signifikan terkait dengan rencana akuisisi tersebut. Meski demikian, rencana akuisisi akan tetap berlanjut setelah proses negosiasi menemui titik terang," ungkapnya.
Ke depan, Kencana Energi akan mengembangkan usahanya ke berbagai lokasi lain di Sumatra dan Sulawesi.
Kencana Energi sudah menandatangani Power Purchase Agreement (PPA) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), sebuah kesepakatan yang menjadi incaran dan dasar usaha bagi banyak perusahaan energi atau Independent Power Producer (IPP).
Ada tiga kesepakatan dengan PLN, yang masing-masing dijalankan oleh PT Energi Sakti Sentosa (ESS) sebesar 18 MW, PT Bangun Tirta Lestari (BTL) sebesar 21 MW, dan PT Nagata Dinamika Hidro Madong sebesar 10MW.
ESS mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2016, sedangkan BTL mulai beroperasi pada kuartal ketiga tahun 2019.*