PLTS, Harapan Energi Indonesia
Panel Surya Penangkap Energi Sinar Matahari
Indonesia dinilai harus bergegas mengejar kecepatan penggunaan energi terbarukan, salah satunya melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Apalagi, PLTS tersebut diprediksi dapat menjadi salah satu sumber energi utama di masa depan.
Sebagai negara khatulistiwa, Indonesia punya masa depan yang menjanjikan dalam energi terbarukan. Sinar matahari di republik ini berpotensi mencapai rata-rata 4,8 kilowatt hour (kwh) per meter persegi per hari atau sekitar 12.000 GWp.
Hanya saja, dengan potensi sebesar itu, Indonesia saat ini baru menyalurkan kurang lebih 30 megawatt (MW), seperti dilansir dari Janaloka (17/10).
Sejak proyek PLTS dimulai pada era 80-an, teknologi pembangkit itu semakin efisien dan nilai investasinya kian ekonomis. Kemajuan ini menjadi salah satu solusi dalam pemerataan energi di seluruh wilayah Indonesia.
Keunggulan PLTS
Di antara berbagai sumber energi hijau lainnya, PLTS memiliki keunggulan tersendiri. PLTS hampir tidak akan habis, selama suatu wilayah masih disinari matahari dan energi ini juga dikategorikan minim polusi.
Selain itu, PLTS juga dapat lebih mudah digunakan di tingkat rumah tangga, karena efisiensi panelnya cukup tinggi, sehingga listrik bisa langsung dimanfaatkan.
Cara kerja pembangkit listrik secara umum dapat digunakan dengan dua skenario, yaitu, dengan penggunaan langsung dan ditampung. Untuk peralatan DC seperti lampu dan AC seperti televisi, daya listrik panel surya bisa langsung dialirkan.
Cara kedua dengan menyimpannya melalui baterai. Skema ini biasanya digunakan untuk menampung energi yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu untuk digunakan di lain waktu.
Ada beberapa aplikasi PLTS yang digunakan di Indonesia, antara lain PLTS SHS; biasanya digunakan di rumah-rumah yang sulit dijangkau PLN, seperti daerah kepulauan atau di wilayah dengan kondisi geografis yang sulit. PLTS Terpusat, sistem ini berkapasitas dan digunakan untuk mengaliri wilayah jangkauannya.
Lalu ada PLTS Pompa Air, jenis ini dapat digunakan untuk mengalirkan air bersih ke penggunanya. Terakhir, yang banyak digunakan di daerah perkotaan yakni, PLTS Atap.
Biasanya, jenis ini digunkan sebagai energi pendamping atau tambahan dari energi yang didapatkan dari PLN.
Pemerintah diektahui telah menargetkan penggunaaan energi terbarukan mencapai 23% hingga 2025 dan 36% pada 2050. Hingga Bulan ini telah terdapat lima PLTS baru yang sudah diresmikan di Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai, dan Kabupaten Rote Ndao.