<p>Penyelesaian proyek PLTU Batang saat ini masih terus berlangsung dan diharapkan bisa beroperasi komersil di akhir Tahun 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Industri

PLTU Kalbar-1 Mulai Beroperasi, Impor Listrik dari Malaysia Turun 30 Persen

  • PLTU Kalbar-1 unit dua dengan kapasitas 100 Mega Watt (MW) di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, berhasil sinkron atau menyalurkan daya ke jaringan 150 kilovolt (kv) pada Sistem Khatulistiwa.

Industri

Laila Ramdhini

JAKARTA – Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kalbar-1 unit dua dengan kapasitas 100 Mega Watt (MW) di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, berhasil sinkron atau menyalurkan daya ke jaringan 150 kilovolt (kv) pada Sistem Khatulistiwa.

Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) / PLN Wiluyo Kusdwiharto mengatakan pasokan ini sekaligus bisa mengurangi impor listrik dari Sesco, Malaysia.

“Beroperasinya tambahan unit dari PLTU ini akan menurunkan volume pembelian listrik dari Sesco Malaysia sekitar 30 persen. Oleh sebab itu, kemandirian dan ketahanan energi khususnya di Kalimantan Barat ini tentu akan meningkat,” ucap Wiluyo Kusdwiharto dikutip dari Antaranews, Minggu, 2 Mei 2021.

Ia menjelaskan Sistem Khatulistiwa saat ini memiliki daya mampu pasok sebesar 492 MW dengan beban puncak sebesar 398 MW.

Dengan tambahan pasokan daya listrik dari PLTU IPP Kalbar-1 ini, maka daya mampu pasok akan meningkat hingga 672 MW, sementara cadangan daya mencapai 274 MW.

“Dengan pasokan listrik yang cukup, sistem kelistrikan Khatulistiwa akan semakin andal dan mandiri. Kondisi ini tentunya akan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi, khususnya di Kalbar,” ujarnya.

Sebelumnya, unit satu pembangkit Independent Power Producer (IPP) ini telah berhasil terhubung ke Sistem Khatulistiwa pada 29 Desember 2020.

“Kami menargetkan pada pertengahan tahun ini seluruh unit sudah dapat beroperasi secara komersial untuk memenuhi kebutuhan listrik rakyat Kalbar di Sistem Khatulistiwa,” ujar Wiluyo.

Pembangkit listrik ini dikembangkan oleh PT GCL Indo Tenaga dan berdiri di lahan seluas 55 hektare. PLTU dikembangkan untuk memangkas biaya pokok produksi listrik, mengurangi penggunaan pembangkit berbahan baku diesel, dan menghentikan pembangkit-pembangkit sewa.

“Secara umum Kalbar saat ini semakin andal dan kami akan terus memberikan layanan yang terbaik,” kata dia.

Sebelumnya, PLTU Parit Baru Site Bengkayan atau II pada 2019 dengan kapasitas 2 x50 MW telah diresmikan. PLTU yang terletak di Dusun Tanjung Gundul, Desa Karimunting, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan tersebut memperkuat pasokan dan keandalan listrik di Sistem Khatulistiwa. (LRD)