Ilustrasi perdagangan aset kripto
Pasar Modal

PMI AS Buka Peluang Suku Bunga Tinggi dari The Fed, Kripto Bitcoin dkk Langsung Rontok

  • Menurut pantauan Coin Market Cap, Rabu, 22 Februari 2023 pukul 10.50 WIB, Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir mengalami penurunan 2,69%.
Pasar Modal
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Indeks manufaktur atau purchasing manager index (PMI) Amerika Serikat (AS) membuka peluang suku bunga tinggi dari The Federal Reserve (The Fed) dan Bitcoin serta aset-aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar lainnya pun langsung rontok.

Menurut pantauan Coin Market Cap, Rabu, 22 Februari 2023 pukul 10.50 WIB, Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir mengalami penurunan 2,69%.

Dalam pantauan tersebut, Bitcoin menempati posisi harga US$24.194 atau setara dengan Rp367,24 juta dalam asumsi kurs Rp15.179 per-dolar AS.

Sementara itu, Ethereum (ETH) mencatat penurunan 3,31%, Binance Coin 2,15%, dan Ripple (XRP) 1,53%.

Kemudian, Cardano (ADA) mengalami penurunan 3,54%, Polygon (MATIC) 7,46%, dan Dogecoin (DOGE) 3,57%.

Di saat bersamaan, stablecoin seperti Tether (USDT), USD Coin (USDC), dan Binance (BUSD) terpantau stagnan di level US$1 (Rp15.179).

Semalam, AS merilis data indeks manufaktur flash dari S&P Global yang angkanya menyentuh 47,8 dan lebih tinggi dari perkiraan ekonom di angka 47,4. Indeks tersebut pun naik dari 46,9 pada Januari 2023.  

Menurut riset DCFX, hasil rilis indeks manufaktur yang lebih tinggi dari perkiraan dapat mendorong penguatan pada dolar AS.

Dengan penguatan dolar AS sebagai aset safe haven, maka dapat diasumsikan bahwa pelaku pasar tengah mengalihkan diri dari instrumen-instrumen yang cenderung berisiko, dan kripto termasuk salah satunya.

Pasalnya, perbaikan ekonomi di AS ini dapat menjadi indikasi yang mendorong The Fed untuk menetapkan suku bunga yang tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama dari perkiraan sebelumnya karena level inflasi yang masih tinggi dan jauh di atas target.

"Hasil rilis (indeks manufaktur) yang lebih tinggi dari perkiraan, akan cenderung menyebabkan dolar AS menguat," tulis tim riset DCFX dikutip Rabu, 22 Februari 2023.