<p>Deretan mobil yang akan di ekspor di Site PT Indonesia Kendaraan Terminal, Sindang Laut, Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

PMI Manufaktur Indonesia Tembus Rekor Lagi, Dorong IHSG Melejit?

  • Aktivitas manufaktur dalam negeri sedang dalam performa terbaiknya. Setelah menorehkan sejarah sebagai rekor tertinggi aktivitas industri manufaktur Indonesia pada April 2021, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali menembus level 55,3 pada periode Mei 2021.

Industri
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Aktivitas manufaktur dalam negeri sedang dalam performa terbaiknya. Setelah menorehkan sejarah sebagai rekor tertinggi aktivitas industri manufaktur Indonesia pada April 2021, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali menembus level 55,3 pada periode Mei 2021.

Beberapa waktu lalu, IHS Markit melaporkan bahwa capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan periode April yang berada pada level 54,6. Sebagai informasi, angka PMI di atas 50 mencerminkan sektor industri yang sedang ekspansif.

Dengan kondisi tersebut, Ekonom Panin Sekuritas, Hosianna E. Situmorang mengatakan bahwa hal ini menjadi salah satu katalis positif bagi pemulihan ekonomi yang semakin kuat. Apalagi, rilis data inflasi turut menunjukkan peningkatan baik secara bulanan, maupun tahunan.

Menurutnya, kondisi ini membuka harapan terjadi perubahan data Produk Domestik Bruto (PDB) yang positif pada kuartal II-2021 dengan diiringi peningkatan inflasi bulanan. Di samping itu, arah konsumsi turut diproyeksikan semakin menanjak.

Ia menyatakan, peningkatan aktivitas industri dan konsumsi akan mendorong angka PDB Indonesia. Hal ini berujung pada terciptanya optimisme investor sehingga dapat meningkatkan gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke arah yang lebih baik.

“Produktivitas manufaktur yang meningkat ini akan mendorong laju industri dan konsumsi, sementara keduanya merupakan sektor dominan bagi PDB Indonesia. Sehingga ini mendukung optimisme investor,” ujarnya kepada TrenAsia.com, Kamis, 3 Juni 2021.

Secara spesifik, sektor yang akan menuai berkah dari peningkatan aktivitas manufaktur ini adalah industri yang terkait pengolahan hasil komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), barang tambang, dan besi baja dan perlengkapan yang berorientasi ekspor.

“Kemudian ritel, consumer goods, dan perbankan. Lalu, di tengah hype-nya tren digitalisasi, jadi sektor teknologi juga ya,” papar Hosianna.

Sementara itu, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Roger M. M menambahkan, pelesatan PMI ini hanya salah satu bagian dari sentimen positif yang dapat mendorong peningkatan indeks komposit.

Sejalan dengan rilis data PMI, dapat diasumsikan ekspor mengalami kenaikan. Hal ini, kata dia, berpengaruh langsung pada sejumlah emiten yang bergerak pada bidang manufaktur, seperti PT Astra International Tbk (ASII), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), serta PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP).

“Sektor yang diuntungkan sudah pasti yang bergerak pada bidang manufaktur, seperti ASII, KRAS, dan ISSP,” tutur Roger dalam sebuah webinar, Kamis, 3 Juni 2021. (SKO)