PMI Manufaktur Terus Melaju Kencang, Sri Mulyani Optimis Ekonomi Indonesia Bangkit
Aktivitas industri di Indonesia semakin terasa pada 2021. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menangkap kondisi tersebut sebagai sinyal pemulihan ekonomi.
Industri
JAKARTA – Aktivitas industri di Indonesia semakin terasa pada 2021. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menangkap kondisi tersebut sebagai sinyal pemulihan ekonomi.
Bendahara negara itu melihat dua indikator utama dalam perbaikan kondisi ekonomi Indonesia pada 2021. Pertama, menguatnya Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia selama empat bulan terakhir.
PMI Manufaktur Indonesia terus bergerak ke arah ekspansi atau meraih skor di atas 50,0. PMI Manufaktur Indonesia terkerek naik dari 20,9 pada Februari, 53,2 pada Maret. Capaian PMI Manufaktur Indonesia pada Maret 2021 sebetulnya telah memecahkan rekor tertinggi sejak April 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Namun, rekor itu kembali terpecahkan pada rilis PMI Manufaktur April 2021. IHS Markit melaporkan PMI Manufaktur Indonesia tercatat sebesar 54,6 pada April 2021. Nilai itu meningkat 1,4 poin dibandingkan bulan sebelumnya, sekaligus menjadi angka tertinggi sejak April 2011.
Dalam laporannya, IHS Markit menjelaskan kondisi bisnis dalam negeri semakin menguat. Roda perekonomian semakin berjalan cepat karena adanya lonjakan permintaan sehingga memacu kembali volume produksi perusahaan.
“Ini sejalan dengan menurunnya tren kasus positif COVID-19 di Indonesia dan menguatnya aktivitas Industri,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers yang dikutip Selasa, 4 Mei 2021.
PMI Manufaktur dilihat Sri Mulyani tidak hanya berefek positif terhadap kinerja industri saja. Lebih jauh lagi, Sri Mulyani menyebut ada potensi pemangkasan jumlah pengangguran di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan setidaknya industri manufaktur menyerap hingga 14,91% dari keseluruhan tenaga kerja di Indonesia. Serapan tenaga kerja dari sektor manufaktur bisa mengurangi porsi tingkat pengangguran terbuka (TPT) Indonesia yang melonjak jadi 7,07% atau setara 9,77 juta orang.
Produktivitas industri manufaktur yang tengah melesat itu, kata Sri Mulyani, ditopang oleh kinerja ekspor yang cemerlang. Nilai ekspor Indonesia pada Maret 2021 melesat 20,31% month to month (mtm) dibandingkan Februari 2021. Sementara pertumbuhan ekspor Indonesia mencapai 30,47% secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Indonesia mencatatkan nilai ekspor sebesar US$18,35 miliar atau setara Rp 268 triliun (asumsi kurs Rp14.650 per dolar Amerika Serikat (AS)) pada Maret 2021.
Dalam memulihan perekonomian domestik, pemerintah masih mengandalkan dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021. Pagu anggaran PEN 2021 naik hingga lebih dari 20% menjadi Rp699,43 triliun.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia mengatakan, fokus PEN pada tahun ini adalah memulihkan iklim tenaga kerja agar daya beli masyarakat bisa terungkit kembali. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengabarkan realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga akhir April 2021 telah mencapai Rp155,6 triliun atau 22,3% dari pagu anggaran sebesar Rp699,43 triliun.