Ilustrasi orang membawa uang ratusan ribu rupiah di tangannya. (pexels/ahsanjaya)
Makroekonomi

PNBP Tembus Rp156,7 Triliun Berkat Dividen Himbara

  • Ini cukup baik, namun kita juga hati-hati karena kalau kita lihat dari sisi komponen PNBP terutama dari SDA, baik migas maupun non migas terlihat koreksi harga
Makroekonomi
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Indonesia tercatat mencapai Rp156,7 triliun sampai akhir Maret 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 10% dibandingkan dengan realisasi pada kuartal pertama tahun sebelumnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, capaian tersebut terutama disumbang oleh pendapatan kekayaan negara dipisahkan yang berasal dari setoran dividen BUMN Perbankan. 

Sri Mulyani menyatakan meski terdapat pertumbuhan pada kuartal I 2024, pemerintah tetap waspada karena sektor utama yang menyumbang PNBP, yaitu sektor sumber daya alam (SDA), masih dihantui tekanan dari tren pelemahan harga, termasuk di sektor komoditas migas maupun nonmigas.

“Ini cukup baik, namun kita juga hati-hati karena kalau kita lihat dari sisi komponen PNBP terutama dari SDA, baik migas maupun non migas terlihat koreksi harga,” terangnya dalam konferensi pers APBN KITA, pada Jumat, 26 April 2024.

Ia mengungkapkan, capaian PNBP dari sektor SDA Migas per Maret 2024 hanya tercatat sebesar Rp25,7 triliun atau turun 18% yoy.

Realisasi terkontraksi 18% yoy, dipengaruhi oleh moderat Indonesia Crude Price (ICP), dan perubahan perkiraan permintaan minyak untuk triwulan I 2024, serta penurunan lifting minyak yang disebabkan keterlambatan proses onstream dan penyusutan produksi alami.

Sementara, PNBP sektor non migas mengalami penurunan yang lebih tajam, yaitu sebesar 36,7%. Penurunan ini disebabkan SDA non migas seperti batu bara mengalami koreksi, baik dari sisi harga maupun volume. PNBP non migas per Maret 2024 tercatat Rp27,8 triliun.

Dividen Himbara

Sri Mulyani mengungkapkan, meski terjadi penurunan pertumbuhan setoran PNBP dari sektor migas dan nonmigas, akumulasi penerimaan negara bukan pajak pada kuartal I 2024 tetap mengalami kenaikan, yang didorong oleh pembiayaan dividen dari dua bank Himbara, yaitu Bank BRI dan Bank Mandiri.

“Jadi, penerimaan SDA di PNBP mengalami koreksi, tapi kenapa kok tetep penerimaan nya naik? Ini karena pembayaran dividen, terutama dari dua bank himbara yakni BRI dan Mandiri. Itu terutama yang kemudian memberikan kontribusi melonjaknya penerimaan PNBP kita dari kekayaan negara yang dipisahkan,” ungkap Menkeu.

Selanjutnya, PNBP dari berbagai kementerian/lembaga tercatat stabil di Rp42,4 triliun, atau terkoreksi tipis 4,4% yoy. Stabilitas ini terutama didorong dari kenaikan pendapatan dari jasa transportasi, seperti kereta api dan pelabuhan, serta dari layanan administrasi dan hukum.

“Sedangkan badan layanan umum (BLU) kita Rp17,9 triliun atau turun sedikit 1,9%, terutama pungutan sektor sawit untuk BLU sawit dan untuk bidang kesehatan dan pendidikan,” jelasnya.