Photo by cottonbro studio: https://www.pexels.com/photo/woman-in-white-and-black-long-sleeve-shirt-holding-a-longboard-5026425/
Sains

Pola Tidur Sembarangan Pengaruhi Kinerja Akademis dan Masalah Perilaku Remaja

  • Para peneliti menemukan bahwa remaja yang memiliki waktu mulai dan berakhir tidur lebih larut cenderung memiliki nilai yang lebih rendah. Selain itu, variabilitas dalam waktu tidur dan waktu bangun remaja sepanjang minggu berkorelasi negatif dengan kinerja akademis mereka, menunjukkan bahwa ketidak konsistenan dalam jadwal tidur dapat merugikan hasil pendidikan mereka.
Sains
Rumpi Rahayu

Rumpi Rahayu

Author

JAKARTA - Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Sleep menemukan hubungan signifikan antara pola tidur yang tidak teratur dan penurunan kinerja akademis serta peningkatan masalah perilaku pada remaja. 

Penelitian ini menyoroti manfaat potensial dari menjaga jadwal tidur yang konsisten untuk meningkatkan hasil pendidikan dan mengurangi perilaku yang mengganggu di sekolah.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa tidur yang tidak mencukupi dapat menyebabkan fungsi kognitif yang buruk, kesulitan akademis, dan masalah perilaku di sekolah, seperti kecemasan terkait akademis, bolos, dan absensi yang sering.

Namun, dampak tidur terhadap kinerja akademis menunjukkan hasil yang bervariasi, dengan beberapa studi tidak menemukan efek signifikan dan yang lain mengisyaratkan bahwa kurang tidur bisa berkorelasi dengan nilai yang lebih baik. 

Para peneliti bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan ini lebih lanjut dengan mempertimbangkan berbagai dimensi kesehatan tidur, yang meliputi tidak hanya durasi tetapi juga waktu, efisiensi, dan keteraturan tidur.

Studi ini menganalisis data dari Studi Masa Depan Keluarga dan Kesejahteraan Anak. Peserta dalam studi ini diminta untuk mengenakan akselerometer pergelangan tangan selama seminggu. 

Akselerometer melacak berbagai aspek tidur, termasuk durasi, waktu mulai tidur, waktu bangun, dan variabilitas dalam ukuran-ukuran ini sepanjang minggu. Efisiensi tidur (waktu yang dihabiskan tidur dibandingkan dengan total waktu di tempat tidur) dan keteraturan (konsistensi pola tidur dari waktu ke waktu) juga dievaluasi.

Secara paralel, kinerja akademis dinilai melalui survei yang diberikan kepada remaja dan caregiver utama mereka. Survei ini mencakup nilai akademis yang dilaporkan sendiri dalam mata pelajaran kunci seperti Bahasa Inggris, matematika, sejarah/studi sosial, dan sains. Masalah perilaku juga dilaporkan, termasuk kasus bolos sekolah, penangguhan, dan masalah umum di sekolah terkait perhatian, penyelesaian pekerjaan rumah, dan interaksi sosial dengan guru dan teman sebaya.

Para peneliti menemukan bahwa remaja yang memiliki waktu mulai dan berakhir tidur lebih larut cenderung memiliki nilai yang lebih rendah. Selain itu, variabilitas dalam waktu tidur dan waktu bangun remaja sepanjang minggu berkorelasi negatif dengan kinerja akademis mereka, menunjukkan bahwa ketidak konsistenan dalam jadwal tidur dapat merugikan hasil pendidikan mereka.

Mathew dan rekan-rekannya juga menemukan hubungan signifikan antara pola tidur dan masalah perilaku di sekolah. Variabilitas yang lebih besar dalam durasi tidur dan waktu tidur berkorelasi dengan peningkatan kemungkinan dikeluarkan atau diusir dari sekolah. 

Temuan ini menyarankan bahwa pola tidur yang tidak teratur tidak hanya mempengaruhi kemampuan kognitif dan belajar tetapi juga mempengaruhi manajemen perilaku pada remaja, yang potensial mengarah pada tindakan disipliner lebih lanjut di lingkungan sekolah.