Menko Airlangga (ekon.go.id)
Nasional

Polemik Pendanaan Program Makan Siang Gratis: Dana BOS sebagai Solusi?

  • Makan siang gratis akhir-akhir ini menjadi sorotan. Program dari pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Gibran, tiba-tiba menjadi bahan pembicaraan dalam sidang kabinet pemerintahan Presiden Jokowi, Senin lalu, 26 Februari 2024.

Nasional

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Makan siang gratis terus menjadi sorotan.  Bahkan program dari pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Gibran, tiba-tiba menjadi bahan pembicaraan dalam sidang kabinet pemerintahan Presiden Jokowi, Senin lalu, 26 Februari 2024.

Di samping itu, hal tersebut menimbulkan banyak pertanyaan mengingat Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum mengumumkan resmi pemenang Pilpres, meskipun Prabowo unggul jauh dalam hitungan cepat. “Ini hanya rancangan, simulasi saja, tahap awal kan boleh-boleh saja,” kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, seusai sidang kabinet.

Jokowi menyatakan, program makan siang gratis atau MSG untuk siswa tidak secara spesifik dibahas.

“Tidak ada pembicaraan spesifik mengenai tadi yang disampaikan,” kata Jokowi di Mabes TNI, usai memberi pangkat kehormatan jenderal bintang empat ke Prabowo karena dinilai berjasa sebagai menteri pertahanan, pada Rabu, 28 Februari 2024.

Meski tidak membahasnya secara khusus, pemerintah berjalan cepat atau bahasa capres Ganjar Pranowo sat-set dalam menanggapi makan siang gratis ini. Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, kemarin menggelar simulasi di Tangerang, meski menurut dia SMP Negeri 2 Curug yang mengajukan untuk simulasi.

Gunakan Dana BOS

Dengan harga dipatok Rp15.000 per siswa per hari, biaya yang diperlukan untuk program peningkatan gizi bagi 70 juta anak ini diperkirakan sampai Rp185 trilun menurut perhitungan Bappenas. Namun, menurut Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, diperlukan anggaran sekitar Rp450 trilun.

Airlangga mengatakan program makan siang gratis (MSG) akan didanai melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). “Kami mengusulkan pola pendanaannya melalui Bantuan Operasional Sekolah spesifik atau BOS Spesifik atau BOS Afirmasi khusus menyediakan makan siang untuk siswa,” ujarnya.

“Karena model untuk SD dan SMP, kita relatif punya sistem, punya pipeline anggaran. Salah satunya melalui BOS, secara spesifik itu bisa dibuat,” katanya setelah meninjau pilot project makan siang gratis di SMPN 2 Curug, Tangerang, pada Kamis, 29 Februari 2024.

Sementara, biaya untuk MSG adalah seperempat lebih besar dari anggaran Kementerian Pendidikan yang mencapai Rp655 triliun per bulan. Jika ditambah biaya sebesar Rp185 triliun, anggaran pendidikan akan melebihi 20% dari APBN, sesuai dengan ketentuan undang-undang.

Di samping itu, Tim Pemenangan Prabowo-Gibran mengusulkan program makan siang gratis menggunakan dana BOS.

Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji mengkhawatirkan penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis dapat mengganggu operasional sekolah. Indra menyatakan, anggaran pendidikan saat ini sudah terbatas, sehingga berpotensi menyebabkan guru honorer tidak mendapatkan gaji sama sekali.

Dana BOS untuk setiap Sekolah Dasar sebesar Rp900 ribu per siswa per tahun. Jika biaya makan siang gratis dianggarkan Rp15 ribu per siswa per hari, dan dikalikan dengan 200 hari sekolah, maka total biayanya mencapai Rp3 juta.

“Siapa yang akan membayar listrik, kebersihan, dan membeli perlengkapan sekolah jika dana tersebut digunakan untuk makan siang gratis?” ujar Indra dalam pernyataannya pada Jumat, 1 Maret 2024.

Indra, yang juga merupakan Juru Bicara Timnas AMIN, menyatakan anggaran pendidikan sudah sangat terbatas. Bahkan, tidak cukup jika dibandingkan dengan biaya makan siang satu siswa saja.

“Semoga semua semakin tahu seberapa kecil anggaran pendidikan kita yang ternyata dibandingkan dengan sekali makan saja tidak cukup,” kata Indra.

Dalam kesempatan yang sama, eks Bupati Tangerang Ahmad Zaki mengusulkan pendanaan program ini lewat BOS Spesifik, bukan BOS Reguler. Rekening pembiayaannya pun bakal terpisah dari masing-masing sekolah, antara BOS reguler dan spesifik.

Dalam kesempatan tersebut, mantan Bupati Tangerang Ahmad Zaki mengusulkan pendanaan program ini melalui BOS Spesifik, bukan BOS Reguler. Rekening pembiayaannya pun bakal terpisah dari masing-masing sekolah, antara BOS reguler dan spesifik.

“Kami mengusulkan melalui BOS Spesifik atau BOS Afirmatif khusus untuk penyediaan makan siang bagi siswa,” ujar Zaki yang juga menjabat Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran khusus DKI Jakarta, pada Kamis kemarin.