<p>Petugas gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP melakukan peninjauan lapangan untuk penerapan protokol kesehatan para pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu 3 Juni 2020. Peninjauan lapangan dilakukan oleh satuan tugas gugus penanganan COVID-19 untuk menghimbau pedagang dan warga yang beraktivitas di area pasar tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan menjaga jarak untuk memutus penyebaran virus corona, terutama di wilayah  yang termasuk dalam zona merah. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Polri Rekrut Preman Pantau Protokol PSBB, Pedagang Pasar DKI Jakarta Protes

  • JAKARTA – Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) DKI Jakarta protes pernyataan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. Pasalnya, Gatot ingin merekrut preman pasar untuk membantu aparat keamanan mengawasi warga dalam menjalankan protokol kesehatan COVID-19. Ketua IKAPPI DKI, Miftah menganggap Wakapolri tidak perlu sampai melibatkan preman pasar dalam mengawasi aktivitas warga, terutama di pasar. Ia menilai pengawasan […]

Nasional
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) DKI Jakarta protes pernyataan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. Pasalnya, Gatot ingin merekrut preman pasar untuk membantu aparat keamanan mengawasi warga dalam menjalankan protokol kesehatan COVID-19.

Ketua IKAPPI DKI, Miftah menganggap Wakapolri tidak perlu sampai melibatkan preman pasar dalam mengawasi aktivitas warga, terutama di pasar. Ia menilai pengawasan akan jauh lebih efektif jika di lakukan oleh paguyuban atau ketua-ketua blok pasar.

“Keterlibatan pedagang justru memperkuat displin pedagang,” tegasnya dalam sebuah keterangan resmi yang di terima TrenAsia.com, Sabtu 12 September 2020.

Saat ini, kata Miftah, para pedagang pasar di DKI Jakarta memang terpukul karena penurunan omzet sekitar 60%-70% akibat PSBB. Pihaknya juga menemukan sekitar 400.000 pedagang pasar tradisional dan pedagang kaki lima disekitar pasar yang mengalami dampak dari wabah pandemi tersebut.

Dengan kondisi seperti ini, baginya tidak elok jika aktivitas jual-beli diawasi oleh para preman pasar. Mengingat saat ini para pelaku usaha sedang mencoba kembali membangun ekonomi yang saat ini sedang terpuruk.

“Mereka mencari nafkah untuk keluarga di rumah, tetapi kok malah diawasi preman? Jelas para pedagang pasar akan merasa terintimidasi dengan kehadiran para preman pasar mengawasi aktivitas mereka,” tuturnya.

IKAPPI DKI Jakarta mendorong agar pemerintah atau aparat keamanan menyiapkan langkah-langkah kongkrit agar para pedagang merasa terlindungi dan terayomi dengan baik. Pihaknya juga merekomendasikan untuk melibatkan Pramuka atau Personil IKAPPI untuk membantu memberikan penyuluhan dan mengingatkan bahaya COVID-19 kepada para pedagang pasar.

“Dengan cara yang lebih humanis ketimbang ide melibatkan preman pasar yang cenderung justru kurang humanis dan tidak mengayomi para pedagang. Kami sudah tertekan kami berharap kita semua membantu pedagang agar mampu melewati kondisi berat ini,” pungkasnya. (SKO)