Pengendara terjebak kemacetan di ruas jalan Thamrin-Sudirman, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Nasional

Polusi Jakarta: Guru Besar Undip Soroti Penggunaan Kendaraan Pribadi

  • Menurutnya, ada banyak masalah yang tidak bisa dipisah antara pertumbuhan ekonomi Jakarta dan polusi udara. Realitanya, polusi di Jakarta dihasilkan oleh industri dan orang yang menjalankan industri tersebut.

Nasional

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA— Guru Besar Ilmu Lingkungan Hidup Universitas Diponegoro Prof Sudharto P Hadi menyoroti membeludaknya jumlah kendaraan pribadi di Ibu Kota Jakarta yang berakibat pada peningkatan polusi udara. 

Dia memaparkan, tingginya angka penggunaan kendaraan pribadi mengakibatkan kemacetan lalu lintas dan polusi udara. “Emisi gas buang dari mesin berbahan bakar minyak itu berdampak langsung kepada polusi udara,” katanya kepada media, Selasa (29/8/2023).

Menurutnya, ada banyak masalah yang tidak bisa dipisah antara pertumbuhan ekonomi Jakarta dan polusi udara. Realitanya, polusi di Jakarta dihasilkan oleh industri dan orang yang menjalankan industri tersebut. 

“Untuk mencari nafkah, banyak orang harus menempuh jauh dari tempat tinggal ke lokasi kerja menggunakan kendaraan pribadi,” kata Sudharto yang pernah menjadi moderator Debat Calon Presiden pada Pemilu 2014. 

Saat ini, sektor transportasi masih tercatat menempati urutan tertinggi penyumbang polutan di Jakarta. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pun mengungkapkan sumber pencemaran emisi atau penyebab penurunan kualitas udara di Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya berasal dari kendaraan dengan kontribusi 44%.

Menurutnya, ada beberapa solusi yang bisa diimplementasikan terkait dengan efek negatif tersebut. “Pengguna kendaraan pribadi bisa segera beralih ke moda transportasi umum, mulai KRL, LRT dan TransJakarta yang saat ini sudah aman, murah dan tepercaya.”

Masyarakat Jakarta, paparnya, tidak perlu gengsi menggunakan transportasi umum. “Saat ini masyarakat harus segera didorong untuk segera sadar akan kesehatan bersama. Dengan menggunakan transportasi umum, maka polusi berkurang serta akan berdampak pada turunnya polusi udara.” 

Dengan demikian, tegasnya, emisi di Jakarta bisa berkurang. “Mungkin ini solusi yang terkesan reaktif. Tapi bisa cepat dijalankan menyusul sudah akutnya polusi udara di Jakarta,” kata Sudharto yang pernah menjabat sebagai Rektor Undip periode 2011-2014.