Ilustrasi pencemaran udara oleh industri
Gaya Hidup

Polusi Udara Bikin Manusia Alami Resistensi Antibiotik

  • Menurut WHO, resistensi antibiotik telah meningkat secara global di seluruh belahan dunia dan dianggap sebagai salah satu ancaman paling serius bagi kesehatan global dan keamanan pangan.

Gaya Hidup

Bintang Surya Laksana

JAKARTA - Pembahasan mengenai polusi udara sedang hangat belakangan ini di Indonesia. Terlebih, Jakarta sebagai ibu kota negara sempat mencatatkan sebagai kota paling tercemar di dunia versi data IQAir.  Tidak main-main, peringkat itu mengalahkan sejumlah kota besar dunia seperti Dubai, Lahore, Baghdad, Dhaka, Delhi, bahkan Beijing.

Tentu saja peringkat tersebut membuat kekhawatiran warga Jakarta terlebih dengan penyakit pernafasan. Dikutip dari CNA Selasa 22 Agustus 2023, banyak warga Jakarta yang mengeluhkan anak-anaknya mengalami sakit dengan gejala yang sama yakni batuk dan pilek.

Lebih dari itu, penelitian menyebutkan ternyata polusi udara juga dapat membuat manusia alami resistensi antibiotik. Pada tahun 2019, tercatat resistensi antibiotik menyebabkan sekitar 1,27 juta kematian dini seperti dilansir Health News.

 Menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), resistensi antibiotik telah meningkat secara global di seluruh belahan dunia dan dianggap sebagai salah satu ancaman paling serius bagi kesehatan global dan keamanan pangan.

Studi baru yang diterbitkan dalam The Lancet Planetary Health menemukan bahwa paparan partikel halus (PM2.5) yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil merupakan kontributor utama resistensi antibiotik. PM2.5 sendiri merujuk pada partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer).

Sebuah penelitian yang melibatkan ilmuwan dari Inggris dan China telah menganalisis data dari 116 negara selama hampir dua dekade. Hasil studi menunjukkan bahwa kaitan antara partikel PM2.5 dan resistensi antibiotik terbukti secara konsisten di seluruh dunia pada mayoritas bakteri yang menunjukkan resistensi terhadap antibiotik. Selain itu, hubungan antara kedua faktor ini cenderung semakin kuat seiring berjalannya waktu.

PM2.5 ditemukan sebagai pendorong resistensi antibiotik utama dari pada penggunaan antibiotik. Para peneliti memperkirakan resistensi antibiotik menjadi efek samping dari polusi udara dan diperkirakan pada 2018 menjadi penyebab 480.000 kematian dini di seluruh dunia. 

Hal ini perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh dan perlu dicari jalan keluarnya. Karena jika tidak ada hal yang diusahakan, pada tahun 2050, resistensi antibiotik akan mengalami peningkatan sebesar 17 persen dan dapat meningkatkan angka kematian dini akan tumbuh sebesar 56,4 persen, terutama di Afrika sub-Sahara.