Pejalan kaki melintas depan logo BRI di Kantor Pusat Bank Rakyat Indonesia Jl Jend Sudirman Jakarta Pusat. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Finansial

Porsi Kepemilikan SBN di BRI Menurun, Ini Penyebabnya

  • Pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di BRI pada semester I tahun 2023 telah turun sebesar 65.8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Finansial

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia pascapandemi membuat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus mendorong proses penyaluran kredit. Namun ini berdampak pada posisi kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) di perseroan yang menurun jika dibandingkan posisi akhir tahun 2022 lalu.   

Senior Executive Vice President Treasury & Global Service BRI Achmad Royadi mengatakan bahwa penurunan kepemilikan SBN di perbankan juga terlihat dari data yang dikeluarkan DJPPR Kementerian Keuangan yang menunjukkan terdapat penurunan sebesar Rp116.9 triliun per 17 Juli 2023. 

“Pembelian SBN di semester I tahun 2023 telah turun sebesar 65.8% apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022. Hal tersebut dikarenakan fokus perusahaan yang terus mendorong penyaluran kredit di tahun ini,” ucap Achmad dalam keterangan resmi dikutip TrenAsia.com, Senin 31 Juli 2023. 

Achmad kemudian menjelaskan, meski porsi kepemilikan menurun, reprofiling portofolio SBN BRI tetap dilakukan dengan memperhatikan pergerakan pasar dan proyeksi kebutuhan likuiditas jangka pendek.

Menurutnya penempatan dana pada SBN hingga akhir tahun masih akan terus dilakukan sebagai bagian dari strategi optimalisasi imbal hasil aset bank. Namun penempatannya tetap memperhatikan pergerakan kebutuhan likuiditas dan pasar.  

Adapun untuk penyaluran kredit tetap menjadi prioritas penempatan dana bank di tahun 2023 yang diproyeksikan dapat tumbuh double digit sejalan dengan proyeksi pemerintah. Penempatan pada SBN dilakukan atas likuiditas yang belum tersalurkan ke sektor kredit dengan mempertimbangkan maturity gap aset dan liabilitas.   

“Pertumbuhan kredit ditargetkan dapat menyentuh di kisaran 10% hingga 12% pada tahun ini. Tentunya hal ini didukung dengan kondisi ekonomi makro Indonesia yang masih kondusif dan terus bertumbuh,” tambahnya.   

Kendati demikian, untuk memperkuat kondisi yang semakin baik tersebut, BRI tetap menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko terhadap kondisi perekonomian kedepan yang masih menantang