SKK Migas
Energi

Posisi Geografis Indonesia jadi Faktor Menarik Bagi Investor

  • Posisi geografis Indonesia dinilai sangat strategis bagi perdagangan energi dunia, utamanya gas dan LNG. Faktor ini bahkan menjadi faktor penarik utama perusahaan migas global untuk berinvestasi di Indonesia.
Energi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

NUSA DUA - Posisi geografis Indonesia dinilai sangat strategis bagi perdagangan energi dunia, utamanya gas dan LNG. Faktor ini yang kemudian menjadi faktor penarik utama perusahaan migas global untuk berinvestasi di Indonesia.

President of SPA for Asia Pacific Region, ENI Ciro Antonio Pagano mengatakan, di tengah gejolak geopolitik yang menyebabkan pasokan gas dari Rusia seret ke negara-negara Eropa, Indonesia berpotensi menjadi negara yang memiliki posisi strategis untuk memenuhi kebutuhan gas dunia.  

“Secara geografis, Indonesia menarik, karena memiliki potensi minyak dan gas yang besar,” katanya dalam the 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas Industry 2023 (ICIUOG), Kamis 21 September 2023.

Posisi Indonesia Dikelilingi Pasar Besar

Antonio mengatakan, posisi Indonesia dianggap strategis karena dikelilingi oleh pembeli besar seperti Jepang, Korea, dan China. Pada sisi lain, kebutuhan gas di pasar domestik juga tinggi, sehingga membuat Indonesia, juga menjadi pasar gas yang potensial.

ENI adalah salah satu perusahaan yang melakukan investasi besar-besaran di Indonesia. Keseriusan ENI  ditunjukkan melalui aksi korporasi yang dilakukan pada Juli 2023, ketikak perusahaan mengakuisisi hak pengelolaan Chevron di proyek migas Indonesia Deepwater Development (IDD).

Sekedar informasi, pada Juli 2023 lalu ENI dan Chevron telah menandatangani pengambilalihan Kutai Basin. Langkah ini menjadi langkah penting bagi pengembangan proyek IDD, sekaligus menjadi konsolidasi besar untuk pengembangan Lapangan Gas Kalimantan Timur.

Dalam Kesempatan yang sama, President Director of Premier Oil Natuna Sea BV (Harbour Energy company) sekaligus President of the Indonesian Petroleum Association (IPA) Gary Selbie, mengatakan salah satu alasannya nyaman berinvestasi di Indonesia karena pemerintah memberikan banyak insentif fiskal yang lebih fleksibel bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

“Jadi kita perpanjang produksi dari field (lapangan) kita. Kami juga senang karena pemerintah memberikan insentif fiskal yang memberi kita peluang untuk mengembangkan lapangan yang tadinya marjinal. Kita akan tanda tangan pekan ini,” ujarnya.

Gery mengatakan Harbour Energy akan melakukan serangkaian kegiatan pengeboran eksplorasi di wilayah Andaman, termasuk appraisal wells yang akan dimulai bulan depan. Selain itu, pihaknya juga akan sedang dalam proses dalam menyelesaikan isu di Blok Tuna, di mana mitranya dari Russia mundur.

Meski betah berinvestasi di Indonesia, Gery berharap pemerintah bisa mendongkrak investasi migas dengan menerapkan regulasi terkait harga gas domestik.