Nampak depan Gedung Bank Indonesia di Jl Thamrin Jakarta. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Makroekonomi

Posisi Investasi Internasional Indonesia Naik jadi Rp3.828 Triliun per Kuartal I-2023

  • PII Indonesia mencatat kewajiban neto sebesar US$255,3 miliar atau setara dengan Rp3.828 triliun pada akhir kuartal I-2023.

Makroekonomi

Muhammad Farhan Syah

JAKARTA -  Bank Indonesia (BI) mengumumkan Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia mengalami peningkatan pada kuartal I-2023. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebut PII Indonesia mencatat kewajiban neto sebesar US$255,3 miliar atau setara dengan Rp3.828 triliun pada akhir kuartal I-2023.

Adapun besaran PII tersebut tercatat sedikit naik jika dibandingkan dengan kewajiban neto pada periode akhir kuartal IV-2022 sebesar US$252,7 miliar.

"Peningkatan kewajiban neto tersebut berasal dari kenaikan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang melampaui kenaikan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN)," kata Erwin di Jakarta Senin, 19 Juni 2023.

Posisi AFLN Indonesia pada kuartal I-2023 sendiri mengalami peningkatan, terutama didukung oleh kenaikan cadangan devisa. Posisi AFLN pada akhir kuartal I-2023 tercatat sebesar US$464,5 miliar, atau terhitung mengalami kenaikan 3,3% quartal-to-quartal (qtq) dari US$449,9 miliar pada akhir kuartal sebelumnya.

Mayoritas komponen AFLN mengalami peningkatan posisi, dengan peningkatan terbesar terjadi pada aset cadangan devisa, diikuti oleh investasi langsung, investasi lainnya, dan investasi portofolio.

"Peningkatan posisi AFLN tersebut selain dikontribusikan oleh peningkatan penempatan aset, juga disebabkan oleh peningkatan harga aset dan pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global," terang Erwin.

Sementara itu, posisi KFLN Indonesia pada kuartal I-2023 juga mengalami peningkatan seiring dengan aliran masuk investasi portofolio dan investasi langsung. Posisi KFLN naik 2,5% qtq dari US$702,6 miliar pada akhir kuartal IV-2022 menjadi US$719,8 miliar pada akhir kuartal I-2023.

Erwin menjelaskan, peningkatan ini disebabkan oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio yang meningkat seiring dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global dan tingginya imbal hasil aset keuangan domestik.

Selain itu, aliran masuk investasi langsung juga tetap solid, mencerminkan optimisme pelaku usaha terhadap prospek perekonomian nasional.

Secara keseluruhan, BI memandang perkembangan PII Indonesia pada kuartal I-2023 tetap terjaga dan mendukung ketahanan eksternal. 

"Rasio PII Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal I-2023 tetap terjaga di kisaran 19,1%, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 19,2%," pungkasnya.