Potensi Dividen BBNI Usai Cetak Laba Bersih 2024 Rp21,5 T
- Manajemen BBNI memperkirakan untuk tahun buku 2024, rasio dividen berada di kisaran 55% hingga 60%. Rasio ini lebih tinggi dibandingkan dengan rasio dividen tahun 2023 yang hanya mencapai 50%, dengan total dividen sekitar Rp10,45 triliun.
Bursa Saham
JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) baru saja mengumumkan kinerja keuangan yang memuaskan untuk tahun 2024, terlihat dari kenaikan laba bersih, yang naik 2,7% secara tahunan menjadi Rp21.5 triliun. Kini, pertanyaan yang muncul adalah seberapa besar potensi dividen yang akan diberikan oleh bank BUMN ini.
Analis Mandiri Sekuritas, Kresna Hutabarat dan Boby Kristianto Chandra, dalam risetnya menyebutkan bahwa pertumbuhan pendapatan BBNI tercatat moderat sebesar 3% YoY pada tahun 2024, dengan proyeksi untuk tahun 2025 yang bersifat konservatif.
“Penyesuaian harga pinjaman dianggap sebagai opsi yang layak untuk menjaga Net Interest Margin (NIM), terutama jika biaya dana bergerak berlawanan dengan penurunan suku bunga kebijakan,” jelasnya dalam riset pada Kamis, 23 Januari 2025.
- INCO dan BBNI Loyo di Penutupan LQ45 Hari Ini
- IHSG Ditutup Melemah 24,48 Poin, CBDK dan PANI Ambrol
- Survei 100 Hari: Prabowo Lebih Unggul Dibanding Jokowi
Sementara itu, untuk proyeksi biaya kredit tahun 2025 sekitar 1,0% juga dianggap konservatif, mengingat peningkatan laju pembentukan NPL dan rasio cakupan NPL yang berada di atas rata-rata industri.
Berdasarkan pertimbangan itu, Mandiri Sekuritas merekomendasikan buy untuk saham BBNI dengan target saham Rp5.600 per saham. Semenatra itu, dari sisi dividen yield, saat ini riset tersebut ditulis saham BBNI berada di level Rp4.790 per saham, yang artinya menawarkan potensi dividen yield 2024 sebesar 5,9% dan 7,3% untuk 2025.
Sebelumnya, manajemen BBNI sempat memberikan indikasi mengenai pembagian dividen tahun buku 2024. Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menyampaikan bahwa perusahaan berencana meningkatkan dividend payout ratio di atas 50%, seiring dengan kondisi permodalan yang dinilai cukup baik.
"Kami akan lihat kemampuan modal dalam lima tahun ke depan. Saya rasa, meskipun dividen sedikit naik, itu tidak akan menjadi masalah," ujarnya kepada wartawan di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Januari 2025.
Royke memperkirakan rasio pembagian dividen BBNI untuk tahun buku 2024 akan berada di kisaran 55% hingga 60%. Rasio ini lebih tinggi dibandingkan rasio dividen tahun buku 2023 yang hanya mencapai 50% atau sekitar Rp10,45 triliun.
Namun, ia menegaskan bahwa keputusan final mengenai besaran dividen akan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Berdasarkan rasio 55% dari laba bersih, investor berpotensi menerima dividen sebesar Rp11,825 triliun atau Rp320,25 per saham.
Sementara itu, dengan menggunakan rasio 60% dari laba bersih, dividen untuk tahun 2024 BBNI diperkirakan mencapai Rp12,9 triliun, atau setara dengan Rp349,83 per saham bagi setiap investor. Perhitungan tersebut didasarkan pada jumlah saham beredar BBNI yang mencapai 36,92 miliar lembar.
Diketahui, BBNI mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp21,46 triliun sepanjang tahun 2024, meningkat 2,64% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan dengan Rp20,9 triliun pada 2023.
Dalam hal fungsi intermediasi, BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp775,87 triliun, meningkat 11,62% YoY per Desember 2024. Sementara itu, dari sisi pendanaan, DPK bank pelat merah ini mengalami penurunan sebesar 0,6% menjadi Rp805,51 triliun. Giro tercatat turun sebesar 11,51%.