Seorang warga membawa poster Boikot, Divestasi dan Sanksi di atas bendera Israel.
Dunia

Potensi Kerugian Ekonomi Israel Jika Produknya Diboikot

  • Eskalasi konflik antara Israel dan Hamas Palestina mencetuskan gelombang protes. Salah satunya, muncul aksi Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) produk terkait negara penjajah itu.
Dunia
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA – Eskalasi konflik antara Israel dan Hamas Palestina mencetuskan gelombang protes di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu bentuk protes yang muncul adalah aksi Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) terhadap produk-produk yang dianggap memiliki kaitan dengan Israel. 

Kebijakan BDS itu dianggap oleh banyak pihak ampuh untuk mengendorkan Israel terhadap serang ke Gaza. Palestina. Sebab, perekonomian negara penjajah itu sangat bergantung pada perdagangan dan investasi internasional. Lantas berapakah kerugian ekonomi yang bakal diterima Israel?

Sebelum membahas kerugian ekonomi, Plt Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Andika telah menanggapi soal gerakan BDS produk yang terkait Israel jika dilakukan di Indonesia. Namun, sebagai pembina industri nasional, pihaknya tidak berada dalam posisi untuk mendukung atau menolak gerakan boikot terhadap produk-produk tersebut.

"Ranah Kemenperin adalah menjalankan kebijakan-kebijakan yang mendukung produktivitas dan daya saing sektor industri. Saat ini, fokus kami adalah langkah-langkah pengetatan arus barang impor untuk mendukung pengembangan pasar dalam negeri," ujar Putu Juli Ardika dalam keterangannya, pada Kamis, 02 November 2023.

Oleh sebab itu, Kemenperin terus berupaya melakukan perlindungan industri dalam negeri dari masuknya produk-produk impor. Bahkan pemerintah telah Menyusun berbagai kebijakan pengetatan arus masuk barang impor, serta merombak aturan-aturan terkait tata niaga impor di dalam negeri.

Harapannya, pengetatan terhadap impor produk dapat mendorong peningkatan pemanfaatan produk-produk lokal yang juga memenuhi standar kualitas yang unggul. "Hal ini agar industri kita semakin kuat dan produk-produknya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat," jelas Putu.

Asal tahu saja, penguatan arus masuk barang impor diimplementasikan melalui perubahan pada Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 25 Tahun 2022 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. Perubahan tersebut mencakup penyesuaian regulasi tata niaga impor dari pos-border menjadi border, khususnya untuk delapan komoditas.

Delapan komoditas itu mencakup tas, elektronik, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik, barang tekstil jadi, mainan anak, alas kaki, dan pakaian jadi. Revisi peraturan ini berhasil diselesaikan dalam waktu dua minggu, dengan proses transisi yang berlangsung selama tiga bulan.

Soal Aksi BDS

Belum lama ini, tepatnya pada 31 Oktober 2023, melalui platform media sosial seperti X (sebelumnya Twitter) dan TikTok, banyak warganet menyuarakan tagar #BDSMovement, yang merupakan gerakan memboikot produk atau perusahaan yang bersekutu dengan Israel.

Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) Indonesia secara aktif mengajak masyarakat untuk menghentikan pembelian produk dari sejumlah perusahaan besar yang terlibat dalam mendukung Israel. 

BDS Indonesia merupakan bagian dari Palestinian BDS National Committee (BNC) yang telah lama bertekad untuk mengakhiri dukungan internasional terhadap Israel sebagai bentuk protes terhadap tindakan yang dilakukan oleh negara tersebut di Palestina.

Berdasarkan informasi dari sumber gerakan BDS Indonesia, perusahaan yang menjadi fokus utama dalam kampanye boikot ini mencakup AXA, Puma, Hewlett Packard (HP), dan Siemens. AXA mendapat kritik karena terus berinvestasi di bank-bank Israel yang mendukung kejahatan perang dan penjajahan.

Puma disorot karena perannya sebagai sponsor Israel Football Association, sementara HP dikritik karena menyediakan teknologi yang mendukung kebijakan apartheid Israel. Siemens, sebagai kontraktor utama untuk proyek infrastruktur jaringan listrik bawah laut antara Israel dan Uni Eropa, juga menjadi sasaran kritik.

Selain perusahaan-perusahaan yang menjadi sasaran utama, gerakan BDS Indonesia juga menyoroti sejumlah merek lain yang dianggap perlu mendapatkan tekanan sosial. Di antaranya adalah Domino’s Pizza, Starbucks, Burger King, Papa John’s Pizza, Pizza Hut, dan Carrefour. Sejumlah brand terkemuka di dunia disorot karena dinilai memberikan berbagai bentuk dukungan kepada Israel.

Angka Nilai Kerugian

Seiring dengan eskalasi konflik makin runcing,  kampanye BDS pun semakin meningkat di beberapa negara. Menurut kritikus dari gerakan ini menjelaskan bahwa boikot adalah salah satu cara efektif untuk menuntut Israel tunduk pada hukum internasional. 

Jika hal ini terealiasi, bukan tidak mungkin Israel akan menarik dukungannya dari kebijakan yang banyak dianggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional. Sebab, negara ini memang sangat tergantung pada perdagangan dan investasi internasional.

Merujuk pada laporan Al Jazeera tahun 2018, gerakan BDS secara global memiliki potensi untuk menyebabkan kerugian hingga US$11,5 miliar atau sekitar Rp183,37 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.945/US$) setiap tahun bagi Israel.

Sementara itu, berdasarkan informasi dari laporan Times of Israel tahun 2015, Kementerian Keuangan Israel mengungkapkan bahwa ekonomi negara dapat mengalami kerugian sebesar US$10,5 miliar atau sekitar Rp167,43 triliun. Bahkan, ribuan orang di Israel juga disebut-sebut bakal kehilangan pekerjaan jika negara tersebut diboikot secara penuh oleh internasional.