Potensi Volatilitas Bitcoin setelah Penurunan Suku Bunga dan Datangnya ‘Uptober’
- Pelaku pasar harus mewaspadai adanya kemungkinan aksi "sell on news," yang sering kali terjadi setelah peristiwa besar seperti FOMC.
Fintech
JAKARTA - Pasar kripto baru saja menyelesaikan minggu lalu dengan sejumlah perkembangan signifikan yang layak mendapat perhatian. Bitcoin, yang sempat mengalami penurunan, berhasil bangkit dengan mencatat kenaikan lebih dari 10%.
Dari level awal US$54.000, harga Bitcoin melesat hingga menyentuh angka US$60.000 berkat meningkatnya minat pasar terhadap aset kripto ini.
Menurut data dari Soso Value, arus masuk pada Bitcoin ETF mencapai US$403,81 juta selama periode perdagangan 9-13 September.
Angka ini mencerminkan kenaikan signifikan dalam minat investor institusional terhadap Bitcoin. Tak hanya itu, MicroStrategy, di bawah kepemimpinan Michael Saylor, terus menambah kepemilikan Bitcoinnya senilai US$1,11 miliar, semakin menegaskan tingginya permintaan terhadap aset digital ini.
- Kasing Lung, Sosok di Balik Boneka Labubu yang Sedang Viral
- Target Saham MEDC Di Tengah Kenaikan Harga Minyak dan Proyek Jumbo
- Badai PHK Ancam Padat Karya, Pekerja Tembakau Minta Cukai Tak Naik
Faktor Ekonomi yang Mendorong Kenaikan Bitcoin
Financial Expert dari Ajaib Kripto, Panji Yudha, menjelaskan bahwa kenaikan Bitcoin pada minggu lalu sebagian besar dipicu oleh laporan Departemen Tenaga Kerja AS terkait Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk Agustus 2024.
Data tersebut menunjukkan penurunan inflasi selama lima bulan berturut-turut, dengan inflasi terbaru diperkirakan turun menjadi 2,6%, lebih rendah dari 2,9% pada bulan Juli. Meskipun demikian, harga konsumen inti AS justru naik 0,3%, lebih tinggi dari ekspektasi yang hanya 0,2%.
Angka-angka ini mengindikasikan adanya pendinginan inflasi, yang berpotensi mempengaruhi keputusan suku bunga mendatang dari Federal Reserve.
Menanti Keputusan FOMC dan Spekulasi Pemotongan Suku Bunga
Pertemuan FOMC yang dijadwalkan pada Kamis dini hari, 19 September 2024 pukul 01.00 WIB menjadi momen yang sangat ditunggu oleh pasar. Dengan laporan CPI dan PPI yang menunjukkan penurunan inflasi, spekulasi mengenai pemotongan suku bunga oleh The Fed semakin meningkat. Banyak pihak memperkirakan akan ada pemotongan suku bunga sebesar 0,5%, meski ada kemungkinan suku bunga hanya akan dipotong sebesar 0,25%.
Alat CME FedWatch mencatat probabilitas pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) berada di angka 59%, sementara 49% lainnya memperkirakan pemotongan hanya 25 bps.
Terlepas dari besarnya pemotongan yang akan diumumkan, keputusan FOMC ini diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin dan aset berisiko lainnya.
Baca Juga: Penerimaan Pajak dari Fintech Lending Hampir 3x Lipat Lebih Tinggi Dibanding Kripto
Volatilitas Pasar dan Potensi Aksi "Sell on News"
Panji Yudha menjelaskan bahwa hasil keputusan FOMC berpotensi meningkatkan volatilitas pasar kripto. Jika keputusan pemotongan suku bunga dinilai positif, Bitcoin bisa saja menembus resistance di US$60.000 dan naik menuju kisaran US$61.000 hingga US$62.000.
Namun, pelaku pasar harus mewaspadai adanya kemungkinan aksi "sell on news," yang sering kali terjadi setelah peristiwa besar seperti FOMC, yang bisa menyebabkan harga Bitcoin kembali jatuh di bawah support US$57.000.
- Cara Mengelola Keuangan Ala Gen Z
- UOB Indonesia: Kartu Kredit dan Paylater Bukan Kompetisi, Tapi Kolaborasi
- GOTO Telah Buyback 700 Juta Saham per Agustus 2024, Bagaimana Proyeksi Sahamnya?
"Dampak hasil FOMC terhadap Bitcoin berpotensi meningkatkan volatilitas pasar kripto, dengan kemungkinan BTC menembus resistance psikologis US$60.000 menuju level US$61.000 - US$62.000. Namun, perlu diwaspadai kemungkinan aksi 'sell on news' pada peristiwa FOMC, yang dapat menyebabkan BTC kembali turun di bawah support US$57.000," kata Panji melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, Rabu, 18 September 2024.
Optimisme Menyongsong "Uptober"
Meskipun bulan September sering kali menjadi tantangan bagi pasar kripto, banyak pelaku pasar yang optimis bahwa "Uptober" akan membawa angin segar.
Diharapkan, pemotongan suku bunga yang lebih besar dapat memicu lonjakan permintaan, menciptakan sentimen bullish dan membuka peluang rally di kuartal keempat. Sentimen optimis ini bisa menjadi kunci untuk mendorong Bitcoin dan aset kripto lainnya kembali mengalami kenaikan di bulan-bulan mendatang.