
PP Perpanjangan Kontrak Freeport Hampir Rampung, Siap Nambang hingga 2061
- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah siap menambah sebesa 10 persen saham kepemilikan di PT Freeport Indonesia (PTFI) sebanyak 10 persen secara total akan menjadi 61 persen.
Energi
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah siap menambah sebesa 10 persen saham kepemilikan di PT Freeport Indonesia (PTFI) sebanyak 10 persen secara total akan menjadi 61 persen.
Adapun hal tersebut menyusul perpanjangan kontrak izin usaha pertambangan khusus (IUPK) PTFI setelah berakhir pada 2041 mendatang. Rencananya PTFI bakal mendapat perpanjangan selama 20 tahun ke depan hingga 2061.
"Sudah final tinggal nunggu PPnya saja, ," kata Bahlil dalam konferensi pers kuartal I-2024 pada Senin, 29 April 2024.
- Realisasi Investasi RI Kuartal I-2024 Tembus Rp401,5 Triliun
- Habiskan Rp568 Triliun, Dubai Bangun Bandara Terbesar di Dunia
- Realisasi Investasi Sektor Hilirisasi 2024 Tembus Rp75,8 Triliun
Namun sayangnya, Bahlil tak memerinci secara detail harga 10% saham yang ditawarkan PTFI kepada pemerintah Indonesia. Namun Bahlil membeberkan bahwa harga yang ditawarkan sangat murah.
Hal ini sejalan juga dengan cara pemerintah untuk mempercepat revisi Peraturan Pemerintah (PP) nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
Selain penambahan saham 10%, Bahlil menyebut perpanjangan kontrak IUPK PTFI mempunyai beberapa pertimbangan. Salah satunya lantaran cadangan dan produksi mineral PTFI diproyeksi akan mencapai puncaknya pada 2035.
Menteri Investasi/Kepala BKPM ini juga menyebut, setelah 2035 kegiatan eksplorasi tidak dilakukan, maka produksi bisa habis. Di sisi lain, eksplorasi di wilayah tambang bawah tanah membutuhkan waktu 10-15 tahun.
Sekadar informasi, PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan tambang mineral afiliasi dari Freeport-McMoRan (FCX) dan Mining Industry Indonesia (MIND ID). PTFI menambang dan memproses bijih untuk menghasilkan konsentrat tembaga, yang juga mengandung emas dan perak.
PTFI memasarkan konsentrat ke seluruh penjuru dunia, dan terutama ke smelter tembaga pertama dalam negeri, yang dioperasikan PT Smelting. Operasi penambangan PTFI berlokasi di kawasan mineral Grasberg, Papua – Indonesia.
Saat ini PTFI mengoperasikan tambang bawah tanah dengan metode block caving terbesar di dunia. Dalam menjalankan kegiatan operasinya, PTFI mengedepankan praktik bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.