<p>Sumber: Flickr/Municipalidad Antofagasta</p>
Korporasi

PP Presisi Bidik Kontrak Baru Rp1,5 Triliun dari Jasa Tambang Tahun Ini

  • PT PP Presisi Tbk (PPRE) berencana menambah kontrak baru dari jasa tambang lebih dari Rp1,5 triliun hingga akhir tahun ini. Untuk mencapai itu anak usaha BUMN PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) ini membidik 3 proyek jasa tambang nikel.

Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – PT PP Presisi Tbk (PPRE) berencana menambah kontrak baru senilai lebih dari Rp1,5 triliun dari jasa tambang hingga akhir tahun ini. Untuk mencapai itu, anak usaha BUMN PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) ini membidik tiga proyek jasa tambang nikel.

“Kami menargetkan sedikitnya tambahan tiga kontrak baru hingga akhir 2021 yang berasal dari jasa tambang nikel yang berlokasi di Morowali Utara dan Halmahera yang di antaranya merupakan tambang nikel terbesar di Indonesia,” ujar Direktur Utama PPRE, dalam siaran pers yang diterima TrenAsia.com, Selasa, 22 Juni 2021.

Rully menjelaskan jasa tambang menjadi fokus baru PPRE dalam tiga tahun mendatang, terutama jasa tambang nikel. Ini untuk memanfaatkan sumber daya dan aset secara lebih optimal. Dirinya juga menargetkan jasa tambang dapat menjadi sumber pendapatan stabil bagi PPRE.

“Karakteristik alat berat yang dibutuhkan untuk pekerjaan jasa tambang nikel sebagian besar telah kami miliki. Tanpa menambah aset baru dalam jumlah besar dan dengan mengoptimalkan aset eksisting, kami dapat meningkatkan perolehan pendapatan perseroan,” jelas Direktur Peralatan dan SCM PPRE M. Wira Zukhrial.

Kontrak hingga Mei 2021

Dengan fokus barunya ini, PPRE percaya lini jasa tambang dapat berkontribusi hingga 20% pada total pendapatan perusahaan tahun ini. Hingga Mei 2021, PPRE telah mengantongi dua kontrak baru jasa tambang.

“Terlebih lagi bila pendapatan yang stabil dari jasa tambang tersebut dapat ditingkatkan hingga 30%-45% pada tahun-tahun mendatang,” ujar Rully.

Hingga Mei 2021, PPRE total mengantongi kontrak baru senilai Rp2,2 triliun. Dari angka tersebut, 91% berasal dari sektor swasta non-APBN dan 30% dari sektor tersebut dikontribusikan dari lini jasa tambang.

Secara umum, kontrak baru ini didapat dari berbagai proyek mulai dari pertambangan hingga pembangunan jalan tol. Mulai dari proyek jasa tambang nikel Morowali, pembangunan Jalan Tol Cinere Jagorawi seksi 3, hingga pembangunan jalan hauling dan stockyard Weda Bay Nickel.

Lalu, kontrak baru ini juga didapat dari readymix supply proyek Mempawah, rekonstruksi paved shoulder taxiway Bandara Sepinggan, pembangunan jalan kereta api Makassar-Parepare, dan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra ruas Pekanbaru-Padang Seksi Padang Lubuk Alung-Sicincin.

Tidak hanya pertambangan, PPRE juga mengincar beberapa proyek infrastruktur sebagai kontraktor utama. Perusahaan pun optimistis dapat melebihi target kontrak baru tahun ini yang sebesar Rp3,7 triliun.

Dari sisi pendapatan, PP Presisi telah memperoleh pendapatan sebesar Rp665,6 miliar hingga kuartal I-2021. Ini berarti perusahaan telah mencapai 20% dari target pendapatan 2021 yang sebesar Rp3,4 triliun. (LRD)