PP Presisi Incar Kontrak Pertambangan Nikel Rp3,2 Triliun
Melihat potensi Indonesia sebagai pemain utama industri kendaraan listrik di ASEAN, PT PP Presisi Tbk. fokus mengincar kontrak baru di sektor pertambangan nikel. PP Presisi melihat nikel sebagai elemen penting dalam pembuatan baterai untuk kendaraan listrik.
Korporasi
JAKARTA – Melihat potensi Indonesia sebagai pemain utama industri kendaraan listrik di ASEAN, PT PP Presisi Tbk. fokus mengincar kontrak baru di sektor pertambangan nikel. Bahan penting dalam pembuatan baterai untuk kendaraan listrik.
PP Presisi mentargetkan perolehan kontrak baru dari jasa pertambangan nikel di kuartal pertama 2021. “Sumbangsih dari jasa pertambangan kami harapkan dapat memberikan kontribusi 10% hingga 20% terhadap total keseluruhan target perusahaan di tahun 2021,” ujar Direktur Operasi PP Presisi Darwis Hamzah dalam siaran pers, Kamis, 18 Februari 2021.
Hingga saat ini, PP Presisi sedang menggarap dan menyelesaikan beberapa prospek tambang nikel. Prospek tersebut berada di daerah Sulawesi, Maluku, dan Halmahera.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Diversifikasi pada jasa pertambangan diharapkan PP Presisi dapat mendorong pencapaian kinerja perusahaan pada tahun 2021 hingga 5 tahun ke depan. Melalui skema kontrak jangka panjang dengan periode kontrak jasa pertambangan lebih dari tiga tahun, maka diharapkan dapat memberikan pendapatan berulang bagi PP Presisi.
Potensi pendapatan tidak hanya diperoleh dari aktivitas jasa pertambangan. Pekerjaan fasilitas pendukung seperti pembangunan smelter, jalan pengangkutan, site development, jetty atau pelabuhan juga diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan.
Di 2021, PP Presisi mentargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp3,6 triliun. Dengan adanya rencana pengembangan bisnis seperti kendaraan listrik oleh pemerintah membuat mereka optimis mampu penuhi target tahun ini.