PP Presisi (PPRE) Catat Lonjakan Laba Bersih Hingga 234,4 Persen di Kuartal III-2021
- JAKARTA – PT PP Presisi Tbk (PPRE) mencatatkan kinerja positif pada kuartal III-2021. Pendapatan yang meningkat mendorong laba bersih perseroan meroket ratusan
Korporasi
JAKARTA – PT PP Presisi Tbk (PPRE) mencatatkan kinerja positif pada kuartal III-2021. Pendapatan yang meningkat mendorong laba bersih perseroan meroket ratusan persen pada periode Januari – September tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangannya, perseroan memperoleh laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp56,48 miliar atau meroket 234,4% year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun lalu, Rp16,29 miliar.
Sementara itu, laba usaha perseroan meningkat sekitar 24% yoy menjadi sebesar Rp344 miliar pada akhir September 2021, dari sebesar Rp277 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan pendapatan sebesar 18,5% yoy dari Rp1,6 triliun menjadi Rp1,9 triliun.
Direktur Utama PP Presisi, Rully Noviandar mengatakan naiknya pendapatan tak lepas dari usaha percepatan proyek-proyek konstruksi yang dilakukan selama periode pelonggaran PPKM serta usaha peningkatan kinerja operasional jasa pertambangan nikel.
- Gojek dan TBS Jalin Kolaborasi Strategis, Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik Roda Dua di Indonesia
- Kementerian Perindustrian Apresiasi Inisiatif Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik
- Venom: Let There Be Carnage Resmi Rilis di Bioskop Indonesia, Intip Sinopsis Lengkapnya
“Di samping kedua usaha tersebut, peningkatan kinerja Perseroan juga ditopang oleh kinerja ventura LMA pada proyek pembangunan Bandara Dhoho, Kediri, yang ikut menyumbang laba sebesar Rp64 miliar,” ujarnya melalui keterangan pers, Kamis, 18 November 2021.
Selain itu, lanjut dia, jumlah penghasilan komprehensif tahun berjalan melesat 114,4% yoy dari Rp50,1 miliar menjadi Rp107,4 miliar pada akhir September 2021. Sedangkan, EBITDA naik 11,2% yoy menjadi Rp693,4 dari Rp623,7 miliar.
Pos utang juga dapat dipertahankan pada level Rp2,0 triliun seiring dengan kebutuhan perseroan dalam pembiayaan belanja modal (capital expenditure/capex) pembelian alat berat yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan perolehan proyek baru.
Di sisi lain, total ekuitas terungkit 3,1% dari Rp2,8 triliun per 31 Desember 2020 menjadi Rp2,9 triliun di kuartal ketiga tahun ini. Hal tersebut juga diikuti oleh margin laba usaha yang naik tipis secara tahunan dari 17,4% menjadi 18,2%.