Tambang Nikel Weda Bay, salah satu tambang nikel yang dikerjakan oleh PT PP Presisi Tbk (PPRE).
Korporasi

PP Presisi Raih Kontrak Baru Pertambangan Nikel Rp305,99 Miliar

  • PT PP Presisi Tbk (PPRE) berhasil meraih kontrak baru proyek jasa pengangkutan Tambang Nikel Weda Bay senilai sekitar US$21 juta atau setara Rp305,99 miliar (dengan kurs Rp14.498 per dolar AS).
Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Emiten konstruksi PT PP Presisi Tbk (PPRE) berhasil meraih kontrak baru proyek jasa pengangkutan Tambang Nikel Weda Bay senilai sekitar US$21 juta atau setara Rp305,99 miliar (kurs Rp14.498 per dolar AS).

Anak usaha PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) ini ditunjuk sebagai kontraktor hauling dalam proyek ini. Pertambahan kontrak ini juga berarti kontrak baru PPRE sudah mencapai Rp3,1 triliun atau 84% dari total targetnya yang sebesar Rp3,7 triliun.

Capaian kontrak baru yang gemilang tersebut pun membuat Direktur Operasi PPRE Darwis Hamzah optimis dapat memenuhi target tahun ini. Tidak hanya itu, dirinya percaya PPRE bisa melebihi target.

“Pekerjaan jasa pengangkutan (hauling) nikel dari Weda Bay Nickel yang kami peroleh merupakan salah satu lingkup pekerjaan dari beberapa prospek yang tengah kami garap untuk sektor jasa pertambangan,” ujar Darwis dalam siaran pers, Senin, 19 Juli 2021.

Dalam lingkup jasa pengangkutan tersebut, Darwis mengungkapkan setidaknya ada total 16 juta volume ore nikel dengan kontrak kerja 4 tahun. Durasi jangka panjang ini juga berarti kontrak ini akan menjadi pendapatan berulang (recurring income) bagi PPRE.

Pertambahan kontrak baru dari Weda Bay Nickel ini juga semakin memantapkan posisi PPRE yang sedang mendiversifikasi bisnisnya sebagai kontraktor nikel. 

Sebelumnya, PPRE memang mengungkapkan rencananya melakukan diversifikasi pada jasa pertambangan nikel. Diversifikasi ini dilakukan memperkuat pertumbuhan laba dan arus kas melalui sistem kontrak kerja jangka panjang yang memberikan pendapatan stabil untuk PPRE.

Strategi diversifikasi ke bidang jasa pertambangan nikel tersebut juga merupakan upaya PPRE untuk mengoptimalkan aset alat berat yang dimiliki. Hal ini mengingat alat berat jasa tambang nikel serupa dengan alat berat pekerjaan sipil earthwork yang biasa digunakan PPRE.

“Hal ini tentunya mendorong kami untuk dapat mengoptimalkan penyerapan nilai kontrak baru tersebut sehingga dapat memberikan kontribusi kepada pendapatan Perseroan dengan baik,” ucap Darwis.