PT PP Properti Tbk (PPRO)
Korporasi

PP Properti (PPRO) Sepanjang Kuartal I-2024 Cetak Rugi Rp207 Miliar

  • Kerugian tersebut selaras dengan penurunan pendapatan PPRO dari Rp219,25 miliar menjadi Rp95,66 miliar selama kuartal I-2024.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT PP Properti Tbk (PPRO) yang merupakan anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang kontruksi sepanjang kuartal I-2024 harus mencatatkan rugi bersih yang berbalik dari posisi untung pada periode yang sama tahun lalu. 

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2024 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia dilansir Senin, 13 Mei 2024, PPRO mencetak kerugian Rp207,49 miliar. Padahal, pada kuartal I-2023, anak usaha PT PP (Persero) Tbk sukses mencetak laba bersih Rp1,95 triliun. 

Kerugian tersebut sesuai dengan penurunan pendapatan PPRO dari Rp219,25 miliar menjadi Rp95,66 miliar selama kuartal I-2024. Ini menandakan penurunan kinerja pendapatan sebesar 56,37% year-on-year (YoY).

Pos mana saja yang menyusut? Diketahui emiten kontruksi berkodekan saham PPRO omo memiliki dua lini bisnis, yakni segmen properti dan realti. Namun, sepanjang tiga bulan pertama ini dua segmen itu mengalami penurunan progresif. 

Rinciannya, pendapatan dari segmen properti PPRO mencatat penurunan sebesar 25,95% secara tahunan, turun menjadi Rp36,86 miliar, sementara pendapatan dari segmen realti menurun drastis sebesar 64,78% YoY, hanya mencapai Rp58,8 miliar.

Sementara itu, beban pokok penjualan tergerus 54,77% YoY menjadi Rp81,38 miliar sehingga laba kotor yang diakumulasikan menjadi Rp14,27 miliar atau terkoreksi 63,69% dari periode yang sama tahun sebelumnya.  

Di sisi lain, beban keuangan perusahaan juga melonjak drastis dari posisi tahun lalu sebesar Rp20,95 miliar menjadi Rp207,49 miliar pada kuartal I-2024. Beban cadangan penurunan nilai juga melejit dari Rp1,37 juta menjadi Rp1,98 miliar.

Dari sudut pandang neraca keuangan per 31 Maret 2024, anak usaha PT PP (Persero) Tbk ini memiliki total aset Rp19,2 triliun. Namun, angka tersebut turun 2,50% sepanjang tahun berjalan alias year-to-date (YtD). 

Di sisi lain, jumlah kewajiban atau liabilitas PPRO turun 1,72% sepanjang tahun ini menjadi Rp16,12 triliun. Hal yang sama juga terjadi pada modal atau ekuitas perseroan mencapai Rp3,07 triliun atau terkoreksi 6,37% YtD. 

Adapun, arus kas setara kas PPRO pada akhir periode Maret 2024 mencapai level Rp289,62 miliar. Nominal tersebut ambles sebesar 80,35% dari posisi sebelumnya yang mencapai Rp1,47 triliun. 

Diberitakan sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat Obligasi Berkelanjutan II milik PPRO dari idBBB- menjadi idBB-. Analis Pefindo Agung Iskandar mengatakan pemangkasan rating PPRO disebabkan kinerja perseroan yang terus menurun dan diperkirakan performa negatif ini terus berlanjut. 

“Kinerja kurang baik dan kami ekspektasikan itu akan berlanjut ke depan. Lalu, ada juga faktor dukungan induk dari PP ke PPRO yang kami rasa melemah,” kata Agung dalam keterangannya belum lama ini. 

Dari lantai bursa, saham PPRO pada perdagangan hari ini pukul 14:32 WIB, terpantau minus 10% ke level Rp9 per saham. Begitu juga, sepanjang tahun ini saham anak usaha BUMN kontruksi ini telah melemah sekitar 82,00%.