Menteri Pertahanan Prabowo Subianto
Makroekonomi

Prabowo-Gibran Diminta Jaga Ketahanan Ekonomi di Tengah Keterbatasan Anggaran

  • Proyek strategis seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan program makan bergizi gratis akan memerlukan anggaran besar, yang semakin mempersempit ruang gerak fiskal pemerintah.

Makroekonomi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Pemerintahan Prabowo-Gibran, yang akan dilantik dalam waktu kurang dari satu minggu, harus siap menghadapi berbagai tantangan terkait ketahanan ekonomi. Terutama di tengah keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Akhmad Akbar Susamto, menekankan bahwa salah satu tantangan utama terletak pada pengelolaan anggaran negara. Pada Juli 2024, defisit APBN tercatat sebesar Rp93,4 triliun. Meskipun angka ini masih sesuai dengan perencanaan, kondisi tersebut tetap mempersempit ruang fiskal bagi pemerintah.

“Dana yang tersedia semakin terbatas karena sebagian besar sudah dialokasikan. Selain itu, ruang fiskal akan semakin menyempit akibat janji-janji politik pemerintahan sebelumnya dan komitmen baru dari pemerintahan yang akan segera dilantik,” ujar Akhmad melalui keterangannya pada Kamis, 17 Oktober 2024.

Akhmad menambahkan bahwa proyek strategis seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan program makan bergizi gratis akan memerlukan anggaran besar, yang semakin mempersempit ruang gerak fiskal pemerintah.

Dari sisi moneter, kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga di level 6% bertujuan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Langkah ini sejalan dengan kebijakan The Federal Reserve (Fed) di Amerika Serikat, yang sebelumnya menaikkan suku bunga untuk menekan laju inflasi.

Meskipun Fed telah menurunkan suku bunga sebesar 0,5%, BI memilih tetap mempertahankan suku bunga pada tingkat yang sama. “Kemampuan sektor moneter dalam mendukung perekonomian nasional cukup terbatas karena sangat dipengaruhi oleh dinamika kebijakan inflasi global,” jelas Akhmad.

Akhmad menyimpulkan bahwa baik dari sisi fiskal maupun moneter, ruang gerak pemerintahan baru akan sangat terbatas. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan stabil, tetapi peluang untuk mencapai peningkatan signifikan cukup kecil. Ia menyarankan agar pemerintah fokus memperkuat ketahanan ekonomi sebagai strategi utama.

Lebih lanjut, Akhmad menekankan pentingnya reformasi dalam sistem penghargaan dan sanksi di masyarakat. Ia menyoroti masih maraknya situasi di mana individu yang berbuat baik justru mengalami kerugian, sedangkan mereka yang melanggar aturan malah mendapat keuntungan.

Sebagai contoh, ia mengangkat persoalan dalam industri kelapa sawit, sektor strategis yang kerap menghadapi masalah sosial dan lingkungan. “Dengan penegakan hukum yang lebih kuat, masyarakat akan lebih terdorong untuk berkembang bersama,” pungkas Akhmad.

Pergerakan Rupiah

Di sisi lain, mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.510 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu, 16 Oktober 2024, setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level 6%.

Penguatan rupiah terjadi di tengah keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 15—16 Oktober 2024. Dalam pengumuman suku bunga BI hari ini, bank sentral juga menetapkan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,25% dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 6,75%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan keputusan mempertahankan BI rate 6% ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5% plus minus 1% pada 2024 dan 2025, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dari luar negeri, pergerakan rupiah terjadi seiring dengan data AS yang menunjukkan ekonomi tangguh. Sementara itu, inflasi AS pada September 2024 naik sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan, yang menyebabkan para pedagang memangkas taruhannya pada pemangkasan suku bunga besar lebih lanjut dari The Fed.

Pada perdagangan hari ini, rupiah berfluktuasi 36 poin atau 0,23 persen menjadi Rp15.546 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.510 per dolar AS. Hal ini sesuai dengan proyeksi Ibrahim yang memprediksi mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp15.410 - Rp15.530.