Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif
Energi

Prabowo Instruksikan Swasembada Energi, Ini Strategi Kementerian ESDM

  • Arahan Presiden Prabowo terkait sektor energi menekankan dua hal utama, yaitu ketahanan energi dan pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang baik untuk mendukung pembangunan serta kesejahteraan masyarakat.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bergerak cepat untuk merespons arahan Presiden Prabowo Subianto terkait swasembada energi. 

Wakil Menteri ESDM Yuliot mengatakan pihaknya langsung menggelar rapat pimpinan (rapim) untuk menjalankan rencana tersebut. Beberapa langkah yang dibahas antara lain peningkatan lifting minyak dan konversi kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) menjadi listrik.

Dia menegaskan, arahan Presiden Prabowo terkait sektor energi menekankan dua hal utama, yaitu ketahanan energi dan pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang baik untuk mendukung pembangunan serta kesejahteraan masyarakat.

"Pertama, bagaimana memastikan ketahanan energi. Kedua, pengelolaan SDA harus optimal agar bisa mempercepat pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat,"  kata Yuliot di Kantor Kementerian ESDM pada Kamis, 24 Oktober 2024.

Untuk mencapai swasembada energi, Kementerian ESDM akan fokus pada peningkatan lifting minyak yang saat ini berada di angka sekitar 600.000 barel per hari. Yuliot menekankan perlunya peningkatan produksi minyak sesuai dengan target nasional guna mendukung ketahanan energi.

Selain itu, konversi kendaraan BBM ke listrik juga menjadi prioritas. Harapan Yuliot semakin banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan listrik konsumsi BBM akan berkurang.

Sehingga sebagai wakil Menteri ESDM Ia melakukan upaya untuk menekan konsumsi BBM adalah pengoptimalan program Bahan Bakar Nabati (BBN), yang saat ini berada di level B35. Pemerintah berencana meningkatkan campuran biodiesel menjadi B40, B50, hingga B60.

"Saat ini masih di B35, tapi ada rencana untuk naik ke B40, B50, dan B60. Tentu hal ini membutuhkan kebijakan pendukung, termasuk terkait bahan baku biosolar yang berasal dari kelapa sawit. Kita akan mendorong pelaku usaha yang belum mengekspor produk sawitnya untuk memasarkan di dalam negeri sebagai bahan baku biosolar," pungkas Yuliot.

Sebelumya, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa dalam situasi krisis global, menjadi latarbelakang negara-negara lain akan mengutamakan kepentingan domestiknya. Untuk itu, Indonesia disebut Prabowo harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan nasional secara mandiri.

Melalui ketahanan pangan, Prabowo juga menekankan pentingnya mencapai swasembada energi. Ia mengingatkan bahwa ketergantungan pada sumber energi luar negeri menjadi ancaman serius di tengah ketegangan geopolitik global.

Presiden menuturkan Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah. Potensi tersebut seperti kelapa sawit yang dapat menghasilkan solar dan bensin, serta tanaman-tanaman lain seperti singkong, tebu, sagu, dan jagung.

Hal ini berkaca pada sumber energi di Indonesia salah satunya energi bawah tanah, geotermal selain itu energi dari  batu bara juga disebut masih sangat banyak. Dan terkahir energi air yang sangat besar.