Prabowo-Megawati Merapat, Jokowi Segera Ditinggal ?
- Dengan selesainya masa jabatan Jokowi, apakah aliansi Megawati dan Prabowo akan menggantikan posisi Jokowi dalam peta politik Indonesia?
Nasional
JAKARTA - Hubungan antara Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, dan Ketua Umum Partai Gerindra, sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto, kembali menarik perhatian publik. Terutama menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2024.
Pertemuan keduanya yang sedang direncanakan dinilai menjadi momen penting dalam mengubah lanskap politik Indonesia pasca-Pilpres.
Menurut Puan Maharani, Ketua DPP PDI-P sekaligus Ketua DPR RI, pertemuan antara kedua tokoh besar ini tinggal menunggu waktu yang tepat. Megawati dan Prabowo dikabarkan sama-sama menginginkan pertemuan tersebut, dan hanya tinggal menyesuaikan jadwal di tengah padatnya aktivitas politik menjelang pelantikan presiden.
Puan menyebutkan lokasi pertemuan kemungkinan akan berlangsung di kediaman Megawati di Jakarta Pusat, atau di kediaman Prabowo di Jakarta Selatan atau Bogor.
“Bisa juga di Teuku Umar, bisa juga di Kertanegara, bisa juga di Hambalang, tidak ada masalah akan bertemu di mana saja,” ungkap Puan Maharani, di kompleks parlemen senayan, Jakarta, dilansir Jumat, 4 Oktober 2024.
- Bikin Rugi Industri Film, Asosiasi Tolak Larangan Konten Produk Tembakau
- MEDC Tebar Dividen Interim Rp394,79 miliar, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?
- Asian Business Review Nobatkan Bank Mandiri sebagai Digital Experience of the Year
Puan juga mengklaim kedua pihak yang sama-sama antusias untuk bertemu, pertemuan ini tidak hanya akan menjadi simbol hubungan baik antara keduanya, tetapi juga dapat memberikan isyarat tentang kemungkinan langkah politik yang akan diambil oleh Megawati dan Prabowo dalam beberapa bulan mendatang.
“Yang terbaru semuanya beliau berdua sama sama berkeinginan untuk bertemu secepatnya menunggu waktu yang tepat, di saat yang tepat,“ papar Puan.
Dengan nada yang akrab, Puan bahkan menyebut menu legendaris nasi goreng, yang pernah disajikan dalam pertemuan keduanya pada tahun 2019, mungkin akan kembali dihidangkan.
“(Menu makanan) masih dipikirkan, tapi waktu itu, Ibu Mega yang memasak dan Pak Prabowo sangat menyukai. Jadi mungkin juga menu nasi goreng akan ada lagi,” tambah Puan.
Apakah Jokowi akan Ditinggal?
Pertemuan kedua tokoh tersebut menimbulkan spekulasi tentang posisi Presiden Joko Widodo dalam dinamika politik ke depan. Jokowi, yang menjadi presiden dua periode atas dukungan Megawati dan PDI-P, juga memiliki hubungan dekat dengan Prabowo, terutama setelah memasukkannya sebagai Menteri Pertahanan di kabinetnya.
Dengan selesainya masa jabatan Jokowi, apakah aliansi Megawati dan Prabowo akan menggantikan posisi Jokowi dalam peta politik Indonesia?
Selama ini, Jokowi berhasil memainkan peran sentral dalam menjembatani kepentingan politik Megawati dan Prabowo. Namun, dengan hubungan yang kurang harmonis antara Megawati dan Jokowi pasca pencalonan Gibran sebagai wakil presiden, ditambah sinyal untuk menjalin hubungan lebih erat antara Megawati dan Prabowo pasca-pilpres, beberapa pihak berspekulasi Jokowi mungkin tidak akan lagi menjadi aktor kunci dalam aliansi ini.
Spekulasi ini semakin diperkuat oleh pernyataan beberapa pengamat politik yang melihat pergeseran dukungan menjelang era baru politik Indonesia.
"Rupanya rakyat menaruh harapan tinggi bahwa pertemuan antara Prabowo dan Megawati ini akan membuat sebuah hal baru yang positif untuk Indonesia, salah satunya memperbaiki sendi-sendi kehidupan berbangsa yang dirasa sudah rusak," ungkap Pengamat/Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensat), di Jakarta, dilansir Antara.
- Bikin Rugi Industri Film, Asosiasi Tolak Larangan Konten Produk Tembakau
- MEDC Tebar Dividen Interim Rp394,79 miliar, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?
- Asian Business Review Nobatkan Bank Mandiri sebagai Digital Experience of the Year
Banyak pengamat politik menilai, pertemuan antara Megawati dan Prabowo dapat menjadi bagian dari upaya membangun kembali fondasi aliansi politik yang baru di Indonesia.
Mengingat Prabowo telah mencalonkan diri sebagai presiden dalam Pemilihan Presiden 2024, dukungan dari Megawati dan PDI-P sebagai partai terbesar tentu akan menjadi faktor krusial dalam menentukan arah koalisi politik ke depan.
"Seperti yang kita sama-sama tahu pada Pilpres yang lalu norma ini menjadi pembahasan serius etika, maka dua pemimpin ini diharapkan mengklarifikasi norma, mengembalikan jalur etika pada tempatnya mengembalikan norma-norma kebaikan dan sehat dalam berdemokrasi kepada tempatnya," tambah Hensat.
Puan Maharani sendiri tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai apa saja yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut. Bagi publik, hubungan mesra antara Megawati dan Prabowo selalu menjadi sorotan, terutama di tengah situasi politik yang dinamis.
Namun, banyak yang bertanya-tanya, apakah Jokowi akan tetap memiliki pengaruh yang signifikan dalam dinamika politik setelah masa jabatannya selesai? Atau justru pertemuan ini menjadi pertanda bahwa Prabowo dan Megawati sedang menyiapkan peta baru yang tidak lagi melibatkan Jokowi secara langsung?