Prabowo Perintahkan Pembelajaran Matematika Sejak TK, UN Bakal Dilaksanakan Lagi?
- Prabowo juga mengharapkan peningkatan pembelajaran matematika dapat menginspirasi minat siswa terhadap ilmu sains dan teknologi secara keseluruhan.
Nasional
JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengungkapkan hingga saat ini belum ada pembahasan dengan Presiden Prabowo Subianto mengenai Ujian Nasional untuk siswa sekolah dasar dan menengah.
Dia menyatakan sebelum mengambil keputusan strategis terkait ujian tersebut, penting bagi pihaknya untuk mendengar masukan dari berbagai sumber.
Mu’ti berencana untuk menyerap aspirasi dari masyarakat dan pemangku kepentingan selama satu bulan pertama masa jabatannya. Proses ini akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan pendidikan, termasuk mengenai pelaksanaan Ujian Nasional.
- Besok, Ribuan Buruh Demo Tuntut Kenaikan Upah dan Cabut UU Ciptaker
- Prediksi Harga Tiket Timnas Indonesia Vs Jepang di Livin by Mandiri
- Kemenperin Minta Prabowo Sahkan Aturan Harga Gas Industri Domestik
Selain itu, Mu’ti juga menekankan perlunya kajian mendalam yang tidak hanya berfokus pada hasil penelitian formal, tetapi juga melibatkan masukan dari masyarakat, termasuk yang bersifat tidak terstruktur. Hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai kondisi pendidikan di Indonesia.
"Bahkan juga masukan dari masyarakat yang tidak memiliki struktur sekalipun, masyarakat sebagai penerima jasa layanan pendidikan,” ujar Mu'ti, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2024.
Prabowo Perintahkan Terapkan Pelajaran Matematika
Prabowo juga mengusulkan agar pembelajaran matematika dimulai sejak anak-anak berada di taman kanak-kanak (TK). Usulan ini bertujuan untuk memperbaiki metode pembelajaran matematika di tingkat TK dan SD, serta meningkatkan kualitas ilmu sains dan teknologi yang diperoleh siswa.
Dalam pertemuannya dengan Abdul Mu’ti di Istana, Prabowo menekankan pentingnya pengenalan matematika pada usia dini sebagai langkah strategis untuk membangun fondasi pendidikan yang lebih kuat. Dengan pendekatan ini, diharapkan siswa dapat lebih memahami konsep-konsep dasar matematika yang akan bermanfaat dalam pembelajaran di tingkat yang lebih tinggi.
Selain itu, Prabowo juga mengharapkan agar peningkatan pembelajaran matematika dapat menginspirasi minat siswa terhadap ilmu sains dan teknologi secara keseluruhan.
Dengan memperkuat pengajaran matematika sejak dini, diharapkan para siswa tidak hanya lebih siap menghadapi tantangan akademis di masa depan, tetapi juga mampu bersaing di dunia yang semakin dipengaruhi oleh teknologi.
Melalui kebijakan ini, pemerintah berharap dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas dalam bidang matematika, tetapi juga memiliki kemampuan analitis dan kritis yang diperlukan dalam menghadapi berbagai masalah di era modern.
- Besok, Ribuan Buruh Demo Tuntut Kenaikan Upah dan Cabut UU Ciptaker
- Prediksi Harga Tiket Timnas Indonesia Vs Jepang di Livin by Mandiri
- Kemenperin Minta Prabowo Sahkan Aturan Harga Gas Industri Domestik
“Tadi ada tawaran bagaimana pelajaran matematika di tingkat SD, kelas 1-4, dan mungkin mengenalkan matematika untuk anak-anak di tingkat TK,” tambah Mu'ti.
Mendikdasmen juga berkomitmen untuk bersinergi dengan kementerian lain dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
Dengan pendekatan kolaboratif ini, Mu’ti berharap dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan responsif terhadap kebutuhan siswa dan masyarakat.
Flashback Alasan Nadiem Hapus UN
Mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim menyatakan bahwa penghapusan Ujian Nasional (UN) tidak hanya disebabkan oleh pandemi COVID-19. Ia menekankan bahwa UN sering kali menjadi sumber diskriminasi, terutama dalam hal akses terhadap fasilitas pendidikan.
Siswa dari keluarga mampu cenderung dapat memperoleh bimbingan belajar (bimbel), yang tidak selalu dapat diakses oleh siswa dari latar belakang ekonomi yang kurang.
"Udah nggak ada Ujian Nasional semuanya senang. Udah nggak ada Ujian Nasional itu luar biasa diskriminatifnya karena yang mampu bimbel kalau dengan Ujian Nasional yang hubungannya dengan subjek, itu ya yang anak-anak atau keluarga yang mampu ya bisa bimbel, ya kan. Dan yang nggak mampu, ya nggak bisa. Berarti mereka dapat angka rendah gitu. Jadi kita udah ubah," tegas Nadiem, di Jakarta, Rabu, 14 Juli 2021.