Ilustrasi rumah dipasangi panel surya.
Properti

Prabowo Punya Target 3 Juta Rumah, Pengusaha Keramik Siap Kembali ke Masa Kejayaan

  • Optimisme itu juga diproyeksikan bisa untuk menambah kapasitas produksi hingga 700 juta m2 karena adanya potensi tambahan 110 juta m2 dari proyek 3 juta rumah Prabowo.

Properti

Debrinata Rizky

JAKARTA - Program tiga juta rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka disebut akan dimulai tahun depan atau 2025.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah saat ditemui di eks kantor Ditjen Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Kementerian PUPR.

"Nanti di bulan Januari tahun 2025, kita mulai dengan mengejar target 3 juta per tahun. Itu akan kita kejar terus," ujar Fahri usai rapat dengan Menteri PKP Maruarar Sirait dan jajarannya.

Lalu bagaimana kesiapan industri untuk turut membangun 3 juta unit rumah per tahun. Salah satunya adalah sektor industri keramik, yang bakal banyak dibutuhkan dalam program ini?

Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) Edy Suyanto menyebut, saat ini utilisasi industri dalam negeri di tahun 2024 diproyeksikan tumbuh 67-68%. Namun untuk tahun depan, ditargetkan utilisasi mencapai 80-85%.

Pasalnya pemerintah sudah mengenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) atas keramik ubin asal China, yang akan mulai berlaku pada 24 Oktober 2024 nanti. Hal ini akan menjadi pertumbuhan positif bahkan menurut Edy, target 2026 utilisasi dalam negeri untuk industri ini menyentuh 90%.

Sehingga industri keramik telah siap kembali ke masa kejayaan yang sempat terjadi di tahun 2012 hingga 2013 lalu. lebih lanjut Edy menjelaskan, regulasi seperti Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 36 Tahun 2024 terkait pengaturan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk keramik sangat membantu perkembangan industri. 

Optimisme itu juga diproyeksikan bisa untuk menambah kapasitas produksi hingga 700 juta m2 karena adanya potensi tambahan 110 juta m2 dari proyek 3 juta rumah Prabowo. Tidak ketinggalan adanya proyek IKN yang membutuhkan banyak keramik.

"Artinya, begitu semua program pemerintah ini jalan, dan termasuk IKN ya, jadi Asaki sudah siap untuk melakukan ekspansi kembali kapasitasnya. Jadi tidak hanya full kapasitas, tapi kami siap untuk menambah lagi minimal 75-100 juta meter persegi per tahun, sehingga nanti akan mencapai 725 juta meter persegi per tahun secara tingkat utilisasi," kata Edy Suyanto di kantor Kemenperin ditulis Rabu, 23 Oktober 2024.

Pengusaha berharap peluang yang ada bisa dimanfaatkan dengan baik, bukan dimanfaatkan oleh pasar impor. Hal ini menjadi momen untuk meningkatkan produksi dan konsumsi dalam negeri.