Pekerja melakukan bongkar muat semen dengan kapal angkut barang di dermaga pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Prabowo Siap Bangun 3 Juta Rumah, Katalis Positif Saham INTP dan SMGR

  • Rencana pembangunan 3 juta rumah per tahun oleh Prabowo-Gibran ini tiga kali lipat lebih besar dari target pemerintahan sebelumnya.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Kinerja emiten semen diperkirakan akan meningkat seiring dengan rencana pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang berambisi membangun 3 juta rumah per tahun. 

Program ini diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi sektor semen yang pada paruh pertama tahun 2024 menghadapi tantangan berat, termasuk persaingan ketat akibat oversupply bahan baku.

Analis Sucor Sekuritas, Yoga Ahmad Gifari, dalam risetnya yang dikutip pada Rabu, 23 Oktober 2024, mengatakan bahwa rencana pembangunan 3 juta rumah per tahun oleh Prabowo-Gibran ini tiga kali lipat lebih besar dari target pemerintahan sebelumnya.

Oleh sebab itu, Sucor Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli dua saham emiten semen ini, yaitu PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan target harga Rp5.400 per saham dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dengan target harga Rp8.900 per saham.

Dari lantai bursa, pada perdagangan berjalan hari ini hingga pukul 14.54 WIB, saham INTP yang dijagokan oleh Sucor Sekuritas menjadi pilihan teratas terpantau melemah 0,64% ke level Rp7.775 per saham, sedangkan SMGR bergerak stagnan di level Rp4.310 per saham. 

Asal tahu saja, selain untuk menekan angka backlog perumahan, rencana pemerintahan baru itu juga untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Diketahui, Prabowo-Gibran ingin memacu pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. 

Bila dirinci, pemerintahan baru berniat untuk membangun 2 juta rumah di wilayan pedesaan setiap tahun dan sebanyak 1 juta huan di wilaya perkotaan per tahun. Sedangkan pembangunan rumah di kawasan pedesaan akan diberikan kepada perusahaan konstruksi berkuran sedang bekerja sama dengan UKM dan BUMDes di pedesaan. 

Adapun pembangunan rumah di wilayah kota akan terbuka untuk semua kontraktor. Pembangunan hunian yang agresif tersebut akan berdampak positif terhadap sejumlah sektor, seperti sektor semen. 

Dengan asumsi pembangunan rumah tipe 36, dibutuhkan bahan baku semen sekitar 3 ton,, maka akan dibutuhkan sebanyak 6 juta semen untuk membangun hanya 2 juta rumah. Jika terealisasi, permintaan semen bakal melesat sekitar 9,4% per tahun. 

Tak ayal, Sucor Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi overwight saham sektor semen dengan pilihan teratas INTP. Meski demikian, pemodal perlu menyadari bahwa eksekusi program 3 juta rumah ini kemungkinan membutuhkan waktu dan kemungkinan dilakukan secara hati-hati.

Dari sisi kinerja, pada paruh pertama tahun ini, INTP mencatat peningkatan pendapatan bersih sebesar 1,94% menjadi Rp8,12 triliun. Namun, beban pokok perusahaan meningkat lebih cepat, yaitu sebesar 5,21% YoY, yang mengakibatkan penurunan laba bersih sebesar 37,76% menjadi Rp434,7 miliar pada semester I-2024.

Sementara itu, SMGR mengalami penurunan laba bersih sebesar 42,1% menjadi Rp501,47 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan SMGR juga turun 3,64% menjadi Rp16,41 triliun, dipengaruhi oleh penurunan permintaan domestik serta persaingan harga yang semakin ketat akibat oversupply di pasar.