Prabowo Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Berikut Sederet Syaratnya
- Kepala daerah yang kompeten tidak hanya mampu merancang kebijakan yang sesuai dengan karakteristik lokal, tetapi juga dapat menjalin kerja sama yang lebih efektif dengan pemerintah pusat. Dengan demikian, roda ekonomi di tingkat daerah dapat bergerak lebih cepat, yang pada akhirnya turut mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional menuju target 8% tersebut.
Nasional
JAKARTA - Presiden terpilih Prabowo Subianto menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka 8% selama masa pemerintahannya nanti.
Padahal saat ini, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar diangka 5%, sehingga untuk mencapai target tersebut membutuhkan langkah-langkah strategis yang lebih terarah dan kerja sama lintas sektor.
Daerah Harus Didorong
Mantan Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, Djoehermansyah Djohan, menekankan upaya mencapai target 8% akan sulit terwujud tanpa kontribusi dan peran aktif dari pemerintah daerah.
"tanpa kontribusi daerah enggak naik-naik. Saya kira 8 persen itu sulit dicapai, masih bermain di 2 persen," papar Djohan dalam tanyangan YouTube Gelora TV, Rabu, dikutip, Senin, 9 September 2024.
Kepala daerah harus memiliki pemahaman mendalam mengenai otonomi daerah, terutama terkait dengan sektor-sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Menurutnya, percepatan pembangunan di sektor-sektor ini akan menjadi fondasi penting dalam upaya mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Djohan juga menekankan pentingnya Pilkada untuk menghasilkan kepala daerah yang kompetitif, berintegritas, dan memiliki pemahaman mendalam tentang potensi serta kebutuhan daerah masing-masing.
Menurutnya, keberhasilan kepala daerah dalam memahami dinamika wilayah yang mereka pimpin akan menjadi faktor penting dalam mendukung visi Prabowo untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.
Kepala daerah yang kompeten tidak hanya mampu merancang kebijakan yang sesuai dengan karakteristik lokal, tetapi juga dapat menjalin kerja sama yang lebih efektif dengan pemerintah pusat.
Dengan demikian, roda ekonomi di tingkat daerah dapat bergerak lebih cepat, yang pada akhirnya turut mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional menuju target 8% tersebut.
- TRIN Raup Marketing Revenue Rp1,1 Triliun hingga Agustus 2024, Apa Saja Pendorongnya?
- Bank Mandiri Paparkan Beragam Komitmen Perseroan untuk Dukunga Net Zero Emissions
- Hari Olahraga Nasional: Bank Mandiri Komitmen Dukung Kegiatan Olahraga Indonesia
Transformasi Digital
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, meyakini target 8% bukanlah hal yang mustahil. Menurut Sandiaga, jika Indonesia mampu mengadopsi teknologi canggih dan mempercepat transformasi digital, maka lompatan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi dapat dicapai.
Sandiaga juga menekankan pengembangan ekonomi kreatif serta digitalisasi di berbagai sektor dapat menjadi pendorong utama dalam mewujudkan target tersebut.
Transformasi digital memang disebut-sebut sebagai elemen kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Dengan penerapan teknologi yang tepat, Indonesia diharapkan bisa keluar dari perangkap negara berpenghasilan menengah dan masuk ke kategori negara maju.
"Saya meyakini bahwa kita semua align, jika kita menggunakan teknologi-teknologi terbaru, 8 persen itu tidak mustahil. Tapi kuncinya kita harus bersatu untuk menggunakan the best practices yang ada di dunia teknologi untuk menopang pertumbuhan dan transformasi Indonesia," ujar Sandi, di Jakarta, dikutip Senin, 9 September 2024.
- TRIN Raup Marketing Revenue Rp1,1 Triliun hingga Agustus 2024, Apa Saja Pendorongnya?
- Bank Mandiri Paparkan Beragam Komitmen Perseroan untuk Dukunga Net Zero Emissions
- Hari Olahraga Nasional: Bank Mandiri Komitmen Dukung Kegiatan Olahraga Indonesia
Peran Kecerdasan Buatan
Selain itu, peran kecerdasan buatan (AI) semakin diakui sebagai penggerak utama dalam peningkatan efisiensi dan daya saing. Sri Safitri, Sekretaris Jenderal Korika (Komite Nasional Kecerdasan Buatan), menegaskan, AI dapat menjadi pilar penting dalam mendorong inovasi di berbagai sektor, mulai dari industri, pendidikan, hingga layanan kesehatan.
Menurutnya, penerapan AI tidak hanya akan meningkatkan produktivitas tetapi juga menciptakan peluang baru yang dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.
"AI dan Internet of Things (IoT) juga bisa digunakan untuk mendorong program Makanan Bergizi Gratis agar tepat sasaran, besaran gizi, dan sebagainya. Selain itu juga untuk program renovasi sekolah dan rumah warga, hilirisasi pangan, hingga pengembangan infrastruktur," terang Sri, saat forum diskusi Indo Telko Forum, di Jakarta, Selasa, 3 September 2024 yang lalu.
Dengan berbagai peluang yang ada, target Prabowo untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% tentu akan menghadapi tantangan besar, tetapi optimisme tetap ada, terutama jika Indonesia dapat memanfaatkan perkembangan teknologi dan transformasi digital secara maksimal.