Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.
Perbankan

Prabowo Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Inilah Langkah OJK Persiapkan Sektor Perbankan

  • OJK secara prinsip siap mendukung setiap kebijakan pemerintah yang bertujuan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Pemerintahan baru yang akan mulai bertugas pada 20 Oktober  membawa sejumlah program ekonomi yang diharapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa memberikan dorongan bagi sektor perbankan. 

Salah satu yang disampaikan oleh tim Prabowo adalah target pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 8% per tahun. 

Program-program baru seperti revisi kebijakan hilirisasi dan ekspor yang tidak akan dihentikan, menjadi bagian dari strategi tersebut. Namun, bagaimana pandangan OJK terkait optimisme ini? Dan bagaimana dampaknya terhadap Rencana Bisnis Bank (RBB) serta proyeksi pertumbuhan kredit di tahun 2025? 

OJK Dukung Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa OJK secara prinsip siap mendukung setiap kebijakan pemerintah yang bertujuan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi. 

“Kami mendukung setiap langkah pemerintah yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Peningkatan ini juga nantinya akan memberikan dampak positif pada pertumbuhan kredit perbankan,” ungkapnya melalui jawaban tertulis, dikutip Jumat, 11 Oktober 2024. 

Menurut OJK, kebijakan pemerintah yang mendukung sektor perbankan akan membantu bank-bank dalam negeri untuk lebih percaya diri dalam menyalurkan kredit, sehingga memperkuat ekspansi ekonomi nasional. 

Proyeksi Pertumbuhan Kredit 2025 Masih Disusun 

OJK menjelaskan bahwa proyeksi pertumbuhan kredit untuk tahun 2025 akan mulai dirumuskan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) pada akhir tahun 2024. Proyeksi ini disusun berdasarkan realisasi hingga September tahun ini. Dengan demikian, data dan kondisi aktual yang ada hingga akhir tahun akan menjadi dasar dalam penyusunan target tersebut. 

Selain itu, OJK juga menegaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan RBB 2025. 

“Ada banyak faktor yang akan mempengaruhi keputusan bank dalam menetapkan proyeksi kredit, termasuk ketidakpastian global yang masih tinggi,” tambahnya. 

Faktor-Faktor Global yang Mempengaruhi RBB 2025 

Dalam menyusun RBB untuk tahun depan, perbankan Indonesia akan memperhatikan sejumlah faktor, baik dari kondisi ekonomi global maupun domestik. Beberapa hal yang disebut OJK sebagai penentu utama antara lain adalah perkembangan suku bunga acuan Federal Reserve (FFR) di Amerika Serikat, hasil Pemilu Presiden AS yang akan datang, serta kondisi ekonomi dan kebijakan moneter di China. 

Di samping itu, konflik geopolitik seperti perang Rusia-Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah juga menjadi variabel yang perlu dipantau oleh perbankan. Kebijakan pemerintah Indonesia yang baru, setelah pergantian kepemimpinan, juga akan memainkan peran penting dalam menentukan arah RBB. 

Dampak Kebijakan Pemerintah Baru terhadap Ekspansi Kredit 

Sementara itu, kebijakan yang akan diterapkan oleh pemerintah mendatang diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap ekspansi kredit perbankan. Jika program-program baru yang dicanangkan oleh pemerintahan mendatang berhasil direalisasikan, OJK optimistis pertumbuhan kredit bisa lebih cepat dari tahun 2024. 

Namun demikian, OJK tetap mengingatkan bahwa tingkat ketidakpastian global dan domestik harus selalu diwaspadai. Perbankan diharapkan dapat menyusun strategi yang cermat dan memperhitungkan berbagai skenario dalam menghadapi tantangan di tahun-tahun mendatang. 

Kesimpulan 

Dengan adanya optimisme dari pemerintahan baru, OJK menilai bahwa kebijakan-kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi akan membawa dampak positif bagi sektor perbankan. 

Meski begitu, proyeksi pertumbuhan kredit tahun 2025 masih perlu dirumuskan secara matang berdasarkan data yang ada dan mempertimbangkan kondisi global yang penuh ketidakpastian. 

OJK berharap bank dapat menyesuaikan diri dengan situasi ekonomi global dan domestik untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan.