Prediksi Massal Ekonomi RI, Mulai dari Airlangga, BI, OJK, Hingga World Bank
JAKARTA – Jelang penghabisan kuartal ketiga tahun ini, pemerintah dan lembaga ekonomi dunia ramai-ramai mengeluarkan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Semua nyaris senada, Indonesia hampir dipastikan kembali minus pada kuartal ini. Meski sudah di mulut resesi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan hal itu bukanlah fokus utama pemerintah. “Poinnya bukan resesi atau tidak, bahasanya you […]
Industri
JAKARTA – Jelang penghabisan kuartal ketiga tahun ini, pemerintah dan lembaga ekonomi dunia ramai-ramai mengeluarkan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Semua nyaris senada, Indonesia hampir dipastikan kembali minus pada kuartal ini. Meski sudah di mulut resesi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan hal itu bukanlah fokus utama pemerintah.
“Poinnya bukan resesi atau tidak, bahasanya you are not alone, 215 negara sudah resesi, fokusnya adalah masa terburuk sudah lewat atau belum,” kata Airlangga dalam diskusi secara virtual, Senin, 14 September 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Tidak lagi risau soal resesi, Airlangga optimistis kontraksi kuartal III tidak akan sedalam tiga bulan sebelumnya di level -5,32%. Berikut TrenAsia.com rangkum sejumlah prediksi pertumbuhana ekonomi Indonesia.
Airlangga Hartarto
Ketua Umum DPP Golkar memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga tahun ini berkisar minus 1% hingga minus 3%. Hingga akhir tahun, Airlangga menyebut proyeksi pemerintah berada di level antara minus 1% hingga 0,25%.
Sri Mulyani Indrawati
Sependapat dengan atasannya, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia (World Bank) mengakui resesi tidak bisa terhindarkan. Dengan adanya pandemi COVID-19, Sri Mulyani telah merevisi outlook ekonomi dari semula 5,3% menjadi -1,1% hingga 0,2% saja.
“Kontraksi ekonomi Indonesia di tahun 2020 ini di kuartal kedua kemungkinan masih akan berlangsung, dari sisi kuartal ketiga meskipun suasana kuartal ketiga mungkin relatif lebih baik dari kuartal kedua tersebut.”
OJK
Otoritas Jasa Keuangan ikut meramaikan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 mencapai minus 2%. Angka ini tentu lebih baik dari kontraksi kuartal sebelumnya yang sedalam 5,32%.
“Kuartal III/2020, kalau kegiatan ekonomi masih terbatas dan kasus masih banyak, siap-siap bisa minus dua%,” kata Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Tirta Segara.
Bank Indonesia
Berbeda-beda dengan rekan-rekan lembaga keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo sangat optimis pertumbuhan ekonomi 2021 akan melesat hingga 5,8%. Proyeksi ini bahkan lebih tinggi dibandingkan pemerintah yang mencapai 5,5%.
“Yang disampaikan oleh Bu Menteri Keuangan cukup realistis dan juga sejalan dengan perkiraan kami di Bank Indonesia. Untuk tahun 2021 pergerakan kisarannya adalah 4,8% sampai dengan 5,8%,” seru Perry.
Bank Dunia
Tidak hanya dari Indonesia, lembaga keuangan internasional juga banyak yang memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020.
Tahun ini, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia berada di 0%. Sedangkan di 2021 laju pertumbuhan berada di kisaran 4,8%.
Angka ini jauh dari proyeksi BI dan pemerintah untuk ekonomi tahun depan.
IMF
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh minus 0,3% pada 2020, sementara 2021 pertumbuhan diperkirakan melesat hingga 6,1%.
ADB
Selain itu, Asian Development Bank (ADB) juga mematok target ekonomi Indonesia pada tahun ini minus 1%, kemudian pada 2021 mamou tumbuh 5,3%.
OECD
Selanjutnya, The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memproyeksikan ekonomi Indonesia berkisar minus 2,6% hingga 5,2% pada 2021.
Ekonom
Kepala Ekonom BCA David Sumual, mengatakan tanpa ada PSBB ketat sekalipun, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020, sebenarnya sudah diproyeksikan negatif.
Indonesia mengalami resesi pun, sudah merupakan hal yang lumrah. David memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan berada pada kisaran -1% hingga -3%.
Dengan berbagai proyeksi di atas, Airlangga mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih relatif lebih tinggi dari peer country seperti Thailand, Malaysia, Singapura, atau bahkan India.
Misalnya, Thailand yang tercatat sudah dua kuartal minus, dan saat ini menuju minus 12%. Sementara, Malaysia masuk ke -17%, Singapura minus 12%, Filipina -16%, dan kontraksi terdalam adalah India dengan -23,90%.