Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Kamis 16 Maret 2023. Hari ini (17/3) IHSG dibuka menguat 49,65 poin atau 0,76 persen ke posisi 6.615,3. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 9,87 poin atau 1,09 persen ke posisi 917,3. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Prediksi Pasar IPO Indonesia 2025, Peluang Besar Setelah Tahun Politik

  • Pasar saham Indonesia pada 2024 mungkin mencatatkan penurunan dalam jumlah perusahaan yang melantai, namun 2025 diprediksi akan menghadirkan peluang besar.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA- Pasar saham Indonesia pada 2024 mungkin mencatatkan penurunan dalam jumlah perusahaan yang melantai, namun 2025 diprediksi akan menghadirkan peluang besar.

Hingga Desember 2024, hanya 41 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), turun signifikan dari 79 emiten pada tahun 2023. Meskipun tren IPO tahun ini lesu, berbagai faktor mendukung prediksi bahwa pasar saham akan kembali semarak pada tahun depan.

Penyebab utama lesunya pasar IPO di 2024 adalah ketidakpastian politik, terutama yang terkait dengan Pemilu dan Pilpres. Banyak perusahaan besar yang menunda rencana IPO mereka, memilih untuk menunggu hasil pemilu dan transisi pemerintahan yang lebih stabil.

“Banyak calon emiten yang memiliki prospek bagus memilih untuk menunggu momen yang lebih tepat,” ujar Ike Widiawati, Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas dalam sebuah diskusi di Jakarta pada Senin, 16 Desember 2024.

Namun, setelah terpilihnya pemerintah baru dan dengan situasi politik yang lebih stabil, pasar IPO diperkirakan akan kembali bergairah. Ike optimis bahwa pada 2025, pasar akan lebih terstruktur dengan adanya kepastian politik. “Pemerintah yang sudah terbentuk akan menciptakan iklim investasi yang lebih baik, dan banyak perusahaan besar yang siap melantai di BEI,” katanya.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih pesat pada 2025, dengan target PDB mencapai 8%, turut mendukung sentimen positif ini. Hal ini akan memberi peluang besar bagi perusahaan untuk ekspansi melalui IPO. Pertumbuhan ekonomi yang kuat akan menciptakan lebih banyak kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk tumbuh dan menarik minat investor.

Selain itu, investor ritel, yang sebelumnya kurang terlibat dalam pasar IPO, kini semakin aktif. Pasar IPO semakin menarik bagi mereka karena adanya potensi imbal hasil yang tinggi meskipun risikonya juga besar. “Meskipun volatilitas tinggi, saham IPO tetap menarik karena potensi keuntungan yang besar dalam jangka pendek,” kata Ike.

Namun, ada tantangan yang tetap harus dihadapi. Sektor kesehatan dan farmasi, misalnya, diperkirakan akan menghadapi tekanan akibat fluktuasi nilai tukar rupiah dan ketidakpastian perdagangan internasional. Selain itu, sektor yang bergantung pada ekspor ke AS juga harus bersiap menghadapi tantangan akibat ketidakpastian kebijakan luar negeri, khususnya pasca pemilihan Presiden AS.

Penting bagi regulator pasar modal untuk meningkatkan daya tarik dan likuiditas pasar guna mendukung perkembangan pasar IPO. Jasmin Maranan, Capital Markets Advisor Deloitte Indonesia, mengungkapkan bahwa langkah-langkah strategis sangat diperlukan untuk menarik lebih banyak perusahaan untuk melantai di BEI pada 2025. “Regulator pasar modal perlu memastikan bahwa iklim pasar tetap kondusif dan investor merasa percaya diri untuk berinvestasi,” ujarnya.

Bursa Efek Indonesia (BEI) sendiri memiliki target ambisius untuk 2025, yakni mencatatkan 407 efek baru, dengan 66 di antaranya merupakan saham baru. Target ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2024 yang hanya mencatatkan 62 saham baru. Dengan proyeksi ini, BEI bertujuan untuk memberikan lebih banyak pilihan bagi investor, serta meningkatkan likuiditas pasar.

Optimisme terhadap pasar IPO di Indonesia semakin meningkat seiring dengan penurunan inflasi dan suku bunga global yang mendukung sentimen pasar. BEI juga menargetkan transaksi harian (RNTH) sebesar Rp13,5 triliun pada 2025, yang lebih tinggi dari target transaksi harian 2024 yang hanya Rp12,25 triliun.

Secara keseluruhan, meskipun 2024 tidak mencatatkan angka yang impresif dalam hal IPO, prospek untuk 2025 sangat menjanjikan. Dengan berbagai faktor yang mendukung, pasar modal Indonesia siap memasuki fase yang lebih dinamis, dengan lebih banyak perusahaan besar yang akan melantai dan membuka peluang investasi yang lebih menarik.