<p>Ilustrasi bitcoin / Pixabay</p>
Fintech

Prediksi Pergerakan Harga Kripto Bitcoin Menjelang Perilisan Data Inflasi The Fed

  • Pergerakan harga aset kripto kemungkinan besar akan dipengaruhi oleh perilisan data inflasi bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) yang akan dilakukan pada Jumat, 10 Juni 2022.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Pergerakan harga aset kripto kemungkinan besar akan dipengaruhi oleh perilisan data inflasi bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) yang akan dilakukan pada Jumat, 10 Juni 2022.

Meskipun awal pekan dibuka dengan performa yang positif dari Bitcoin dan aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) lainnya, namun trader Tokocrypto Afid Sugiono masih sangsi tren ini akan berlangsung terus dalam beberapa hari ke depan.

Selain Bitcoin, aset-aset kripto big cap lainnya pun menunjukkan tren yang positif di awal minggu ini. Afid mengatakan, rentang kenaikan aset-aset kripto ini pun sudah terjadi pada pekan-pekan sebelumnya dan Bitcoin masih terus saja diperdagangkan di kisaran $29 ribu-US$30 ribu (Rp418,5 juta-Rp432,9 juta dalam asumsi kurs Rp14.431 perdolar Amerika Serikat).

Menurut Afid, pergerakan Bitcoin sebenarnya masih terbilang lemah karena aset kripto ini belum menyentuh kisaran harga di level resistance-nya, yakni di rentang US$31 ribu-US$32 ribu (Rp447,3 juta-Rp461,8 juta).  

"Satu hal yang dikhawatirkan adalah aksi jual akan marak ketika BTC naik sedikit dan bisa membuatnya kembali ke bawah US$30 ribu (Rp432,9 juta) sehingga harga BTC tampaknya bakal tetap sideways,” ujar Afid melalui keterangan tertulis, Senin, 6 Juni 2022.

Di minggu ini, pergerakan harga kripto dinilai Afid akan dipengaruhi oleh respon The Fed terhadap data inflasi Amerika Serikat yang akan dirilis di akhir pekan.

Jika inflasi masih terhitung tinggi, respon The Fed pada gilirannya dapat memicu volatilitas di pasar kripto. Salah satu respon yang bisa diambil oleh The Fed untuk menekan inflasi misalnya dengan menaikkan suku bunga.

"Pergerakan harga aset kripto secara keseluruhan sebenarnya masih naik-turun sangat tipis, apalagi investor kemungkinan masih akan cenderung melakukan aksi jual pekan ini karena dibayang-bayangi kebijakan moneter agresif The Fed," ungkap Afid.

Untuk beradaptasi dengan kondisi pasar yang masih sangat rentan untuk dipengaruhi oleh respon The Fed terhadap inflasi, Afid menyarankan agar investor atau trader memanfaatkan volume trading yang kecil untuk melakukan price action sebelum pasar kembali bergejolak.

Sebagai informasi, berdasarkan pantauan Coin Market Cap, Senin, 6 Juni 2022 pukul 10.30 WIB, Bitcoin telah mengalami kenaikan sebesar 3,83% dalam 24 jam terakhir dan tengah menduduki posisi harga US$30.922 (Rp446,2 juta).