<p>Petugas Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman mengenakan perlengkapan APD menyiapkan liang kubur blok khusus kasus COVID-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU} Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Minggu (26/4/2019). Untuk meminimalisir resiko dari banyaknya jumlah jenazah pasien COVID-19 yang dimakamkan setiap harinya, proses pemakaman berlangsung cepat dengan waktu paling lama sekitar 10 menit. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tren pemakaman yang menggunakan prosedur tetap (protap) COVID-19 cenderung menurun. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional & Dunia

Prediksi WHO Hingga Ilmuwan Kapan Pandemi COVID-19 Berakhir di Indonesia dan Dunia

  • Sejumlah lembaga memperkirakan waktu berakhirnya pandemi virus corona di Indonesia. Sebagian besar memperkirakan wabah COVID-19 di Indonesia akan berakhir pada Juni 2020.

Nasional & Dunia
Sukirno

Sukirno

Author

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus kembali mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 masih jauh dari selesai.

Dia meminta negara-negara di dunia untuk terus menemukan, mengisolasi, mengetes dan merawat setiap kasus serta melacak setiap kontak untuk memastikan tren penurunan kasus COVID-19 terus berlangsung.

“Saya ulangi, pandemi jauh dari selesai,” kata Tedros dalam konferensi pers langsung secara daring di Genewa, Swiss, yang diakses dari Jakarta, Senin malam, 27 April 2020.

Menurut dia, WHO masih prihatin terjadinya peningkatan kasus infeksi virus corona tipe baru di sejumlah negara di Afrika, Eropa Timur, Amerika Latin dan beberapa negara di Asia. Banyak kasus yang tidak terlaporkan di wilayah tersebut disebabkan rendahnya kapasitas melakukan tes.

Karenanya WHO akan terus memberikan dukungan peningkatan kapasitas dan menyuplai peralatan uji tersebut melalui penerbangan solidaritas, dan lebih dari 40 negara di Afrika akan menerimanya.

Selain itu, Tedros juga mengatakan akan mengirim alat pelindung diri (APD) ke sekitar 105 negara dan perlengkapan laboratorium ke sekitar 127 negara. Bantuan-bantuan tersebut akan mulai dikapalkan pekan depan.

Estimasi kebutuhan tenaga medis juga dilakukan. WHO, ujar dia, berkomitmen melakukan apa saja untuk membantu, namun dirinya juga mengingatkan dukungan politik dan peran parlemen juga sangat penting bagi satu negara untuk dapat melawan pandemi COVID-19 tersebut.

“Besok saya akan berpartisipasi dalam webminar parlementarian yang dilakukan PBB untuk memperkuat kesiapsiagaan dan ketahanan menghadapi wabah ini” ujar dia.

Untuk dapat mencegah wabah berikutnya, menurut Tedros, persatuan nasional menjadi dasar untuk solidaritas global. “Solidaritas, solidaritas, solidaritas. Kami akan mengatakan itu setiap hari,” kata dia.

Sebelumnya, ia juga mengatakan perihal pentingnya vaksin untuk mengontrol virus tersebut. Keberhasilan mengembangkan vaksin dan obat yang efektif untuk Ebola mengingatkan semua pentingnya nilai dari kolaborasi nasional dan internasional untuk mengembangkan vaksin COVID-19.

Pengembangan vaksin untuk COVID-19 dipercepat karena WHO dan sejumlah rekan sudah melakukan pengembangan vaksin untuk virus Corona lainnya termasuk SARS dan MERS. Dampak dari SARS-CoV-2 tersebut sangat menjadi perhatian untuk pelayanan kesehatan lainnya, terutama untuk anak-anak.

Angka kerentanan anak-anak tertular COVID-19 dan menyebabkan kematian memang lebih rendah. Namun, menurut Tedros, anak-anak memiliki risiko tinggi dari penyakit lainnya yang dapat dicegah melalui vaksin.

“Ini adalah minggu imunisasi dunia. Imusasi adalah cerita sukses dari sejarah kesehatan dunia. Lebih dari 20 pernyakit dapat dicegah dengan vaksin, setiap tahun lebih dari 116 juta infan divaksinasi atau 86% bayi lahir yang lahir secara global,” ujar dia.

Akan tetapi, masih ada 13 juta anak seluruh dunia yang terlewat dari vaksinasi. “Dan kita ketahui angkanya akan meningat karena COVID-19. Kampanye vaksin polio telah ditunda, di beberapa negara imunisasi rutin sedang dihentikan,” katanya.

Bahkan ketika pelayanan vaksin beroperasi, beberapa orang tua dan walinya menghindari membawa anak-anak mereka untuk divaksinasi karena pertimbangan COVID-19.

Prediksi di Indonesia

Sejumlah lembaga memperkirakan waktu berakhirnya pandemi virus corona di Indonesia. Sebagian besar memperkirakan wabah COVID-19 di Indonesia akan berakhir pada Juni 2020.

Teranyar, Universitas Teknologi dan Desain Singapura (Singapore University of Technology and Design/STUD) memprediksi pandemi virus corona SARS-CoV-2 (COVID-19) di Indonesia akan berakhir pada Juni 2020. Hal itu berdasarkan hasil estimasi data yang diperoleh hingga 24 April 2020.

Dalam laman resmi, SUTD menggunakan model SIR (susceptible-infected-recovered) yang diregresikan berdasarkan data dari berbagai negara untuk memperkirakan kurva siklus hidup pandemi dan memprediksi kapan pandemi tersebut akan berakhir. SUTD mengumpulkan data dari berbagai negara.

Khusus untuk Indonesia, SUTD menyampaikan pandemi akan berakhir sekitar 3 Juni 2020. Puncak pandemi, SUTD memprediksi sudah terjadi sekitar 19-21 April 2020.

Dari sejumlah negara Asia Tenggara yang diprediksi itu, Indonesia merupakan negara paling terakhir yang mengakhiri pandemi. Pasalnya, SUTD menyampaikan Malaysia akan mengakhiri pandemi pada 5 Mei, Filipina 7 Mei, dan Singapura 13 Mei 2020.

Pada kesempatan berbeda, pakar statistika Universitas Gadjah Mada (UGM) memprediksi pandemi COVID-19 akan berakhir pada 29 Mei 2020. Penelitian ini menggunakan model probabilistik yang didasarkan ata data real atau Probabilistik Data-Driven Model (PDDM).

Setali tiga uang, Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof Amin Soebandrio, sempat menyebut wabah Corona diperkirakan usai pada pertengahan April hingga Mei.

Sementara itu, Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Ascobat Gani mengatakan akhir wabah Corona yang semula diprediksi pada akhir April bisa bergeser jika warga tetap nekat mudik. Dia memerkirakan COVID-19 di Indonesia bakal berakhir pada Mei hingga Juni 2020.

Adapun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi virus corona di Indonesia akan berakhir pada akhir 2020. Dia mengatakan, pada akhir tahun ini masyarakat akan bisa kembali ke kehidupan sebelumnya serta melakukan perjalanan wisata.

“Semua orang ingin keluar, semua orang ingin menikmati kembali keindahan yang ada di wilayah, daerah yang ada pariwisatanya. Sehingga optimisme itu harus diangkat,” ujarnya dalam rapat terbatas 16 April 2020. (SKO)