<p>Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde / Reuters</p>
Nasional & Dunia

Presiden Bank Sentral UE: Dunia Usaha Butuh Lebih Banyak Pemimpin Perempuan

  • Masih terlalu sedikit perempuan dalam posisi manajerial di seluruh dunia, terutama di bidang ekonomi dan keuangan, termasuk bank sentral

Nasional & Dunia
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

FRANKFURT, JERMAN – Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan masih sedikitnya perempuan yang menduduki posisi puncak di banyak lapangan kerja. Sedangkan dunia usaha butuh lebih banyak di pimpin oleh perempuan, namun ia tidak menjelaskan alasannya.

“Masih terlalu sedikit perempuan dalam posisi manajerial di seluruh dunia, terutama di bidang ekonomi dan keuangan, termasuk bank sentral,” katanya dalam sebuah wawancara, dikutip Minggu 19 September 2020.

Lagarde merupakan perempuan pertama yang memimpin dalam sejarah ECB. Ia menyesalkan seluruh 19 bank sentral di zona eropa dipimpin oleh kaum pria. Hanya dirinya dan koleganya dari Jerman Isabel Schnabel perempuan yang memimpin di dewan pemerintahan 25 negara anggota ECB. “Seharusnya tidak begitu!” tegasnya.

Ia mengusulkan perubahan-perubahan di tempat kerja seperti laki-laki harus didorong untuk mengambil cuti ayah. Itu pun harus diberikan kepada mereka untuk jangka waktu yang lebih lama daripada hak mereka saat ini, yang hanya beberapa hari atau beberapa minggu saja.

Perempuang satu ini juga mengungangkapkan masih adanya kesejangan upah antar gender. Bahkan hal itu terjadi sebanyak 13% di antara negara-negara kaya dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD),

“Ketidaksetaraan gender masih ada dalam hal akses ke pasar kerja,” kata mantan pengacara dan politikus Prancis yang pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana dan Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) tersebut.

Baginya, pandemi juga memperburuk ketimpangan. Selama adanya karantina wilayah, ia bilang perempuan cenderung aktif di semua lini. Mereka dipaksa bekerja sambil mengasuh anak, belum lagi menghadapi ancaman kekerasan dalam rumah tangga.

“Seperti dalam setiap krisis ekonomi, mereka berada pada posisi yang lebih berisiko kehilangan pekerjaan atau mengalami pemotongan gaji,” kata Lagarde.

Kendati demikian, ia menuturkan bahwa saat ini kaum pria sudah lebih menerima perempuan di posisi senior dibandingkan sebelumnya. Saat ini, katanya, laki-laki ataupun perempuan jarang mempertanyakan keabsahan seorang perempuan dalam memimpin suatu jabatan. (SKO)