Presiden Kenya William Samoei Ruto
Dunia

Presiden Kenya Pecat Semua Menteri Kecuali Menlunya

  • Presiden Kenya William Ruto, telah memecat seluruh kabinetnya kecuali Menteri Luar Negeri. Hal ini sebagai tanggapan terhadap tekanan yang muncul setelah protes nasional yang telah menciptakan krisis terbesar selama dua tahun masa jabatannya.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Presiden Kenya William Ruto, telah memecat seluruh kabinetnya kecuali Menteri Luar Negeri. Hal ini sebagai tanggapan terhadap tekanan yang muncul setelah protes nasional yang telah menciptakan krisis terbesar selama dua tahun masa jabatannya.

Dilansir dari The Guardian, Jumat, 12 Juli 2024, protes yang dipimpin oleh kaum muda terhadap rencana kenaikan pajak awalnya berlangsung damai, namun kemudian berubah menjadi kekerasan. Bentrokan dengan polisi bulan lalu menyebabkan setidaknya 39 orang tewas.

Beberapa demonstran sempat menyerbu parlemen sebelum Ruto akhirnya membatalkan kenaikan pajak tersebut.

“Saya akan segera terlibat dalam konsultasi ekstensif di berbagai sektor dan formasi politik Kenya lainnya, baik di sektor publik maupun swasta, dengan tujuan untuk mendirikan pemerintahan yang berbasis luas,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi kepada seluruh rakyat, seraya menambahkan bahwa ia akan mengumumkan langkah-langkah tambahan nanti.

Ia juga memecat jaksa agung, tetapi mengatakan kantor wakil presiden tidak terpengaruh.

“Perubahan besar kabinet yang diumumkan pada hari Kamis adalah apa yang diinginkan oleh rakyat Kenya,” kata John Githongo, seorang aktivis antikorupsi veteran.

“Mari kita lihat apa yang terjadi sekarang jika menteri baru menangani masalah besar seputar korupsi dan arogansi serta kelebihan administrasinya serta fakta bahwa banyak warga Kenya yang tewas selama demonstrasi,” katanya. “Semoga ini bisa menenangkan keadaan untuk sementara.”

Ruto terjebak antara tuntutan pemberi pinjaman seperti Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mengurangi defisit dan tekanan masyarakat akibat meningkatnya biaya hidup.

Minggu lalu, ia mengusulkan pemotongan belanja dan tambahan pinjaman dalam jumlah yang hampir sama untuk menutupi defisit anggaran sebesar hampir $2,7 miliar (£2,1 miliar) yang diakibatkan oleh pencabutan kenaikan pajak.

Para analis mengatakan pemangkasan pajak ini berarti Kenya kemungkinan besar tidak akan mencapai target IMF, meskipun pemerintah tidak memiliki utang yang harus dibayarkan. Defisit anggaran diproyeksikan mencapai 4,6% dari produk domestik bruto pada tahun fiskal yang dimulai pada 1 Juli.

Menunggu Pengganti

Ojango Omondi, seorang aktivis masyarakat dari Kelompok Kerja Pusat Keadilan Sosial di Nairobi, menyatakan pemecatan sejumlah menteri kabinet adalah langkah menuju keadilan, tetapi para pengunjuk rasa ingin melihat siapa yang akan diangkat oleh Ruto untuk menggantikan mereka.

“Memberhentikan saja bukanlah cukup, yang penting adalah memastikan bahwa orang-orang yang masuk ke dalam kabinet ini bertanggung jawab kepada konstitusi dan hukum,” ujarnya.

Di samping itu, Malcolm Webb dari Al Jazeera, melaporkan dari Nairobi, menyatakan ketidakpuasan kaum muda terhadap Ruto telah muncul sebelum kenaikan pajak yang kontroversial diusulkan.

Negara Afrika Timur itu terguncang setelah demonstrasi damai bulan lalu untuk memprotes rencana kenaikan pajak besar berubah menjadi kekerasan mematikan, dengan polisi menembaki kerumunan yang menyerbu Parlemen Kenya, sehingga sebagian gedung terbakar.

“Ruto terpilih dua tahun lalu, dengan janji untuk memperbaiki kondisi kaum pekerja miskin di Kenya. Dia memenangkan pemilu dengan margin tipis dan jumlah pemilih yang rendah,” papar Webb, dikutip dari Al Jazeera.

Webb menambahkan, sejak itu, kondisi ekonomi di Kenya mengalami penurunan, memicu kritik yang semakin meningkat, terutama di media sosial terhadap pemerintah. Pemerintah juga dituduh melakukan pameran kekayaan secara terang-terangan, diduga tidak mampu mengatasi masalah, dan terlibat dalam skandal.

Minggu lalu, pemimpin Kenya mengumumkan pemotongan tajam pada pengeluaran pemerintah sebagai tanggapan terhadap meningkatnya kemarahan terkait anggaran perjalanan dan renovasi kabinetnya, sementara warga biasa berjuang menghadapi krisis biaya hidup.

Selain membatalkan rancangan undang-undang keuangan tahunan, termasuk kenaikan pajak, Ruto juga berusaha untuk berinteraksi dengan sejumlah pengunjuk rasa, dengan mengadakan acara di platform media sosial X bersama pemuda Kenya minggu lalu.

Namun upaya ini gagal menenangkan sebagian demonstran, yang terus menyerukan agar dia mundur dengan menggunakan tagar #RutoMustGo dan menggelar protes kecil di berbagai kota di Kenya.

Utang publik Kenya mencapai 10 triliun shilling ($78 miliar), sekitar 70% dari produk domestik bruto (PDB).

Menurut Ruto, keputusan pemerintah untuk meminjam lebih banyak akan menyebabkan defisit fiskal meningkat dari 3,3% menjadi 4,6%.