Presiden Terpilih Paraguay Tolak Tuntutan Lingkungan Uni Eropa
- Pena yang akan dilantik pekan depan menyatakan proposal blok Eropa akan menghambat perkembangan ekonomi Paraguay.
Dunia
JAKARTA - Blok perdagangan Mercosur Amerika Selatan dan Uni Eropa harus mengesampingkan pembicaraan mengenai perjanjian perdagangan bebas. Hal ini setelah tuntutan lingkungan dari Uni Eropa dianggap tidak dapat diterima.
Hal itu disampaikan Presiden terpilih Paraguay Santiago Pena, dikutip dari Reuters, Rabu 9 Agustus 2023. Pena yang akan dilantik pekan depan menyatakan proposal blok Eropa akan menghambat perkembangan ekonomi Paraguay. Negara itu merupakan salah satu eksportir utama kedelai.
Paraguay merupakan salah satu dari empat negara anggota Mercosur bersama dengan Brasil, Argentina, dan Uruguay. Pernyataan tersebut menegaskan ketegangan yang semakin meningkat ketika blok Eropa dan AS bersaing untuk menyelesaikan kesepakatan, yang telah lama tertunda karena keraguan atas komitmen tindakan iklim Brasil.
- Medco E&P dan PLN Teken Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik untuk Kurangi Emisi GRK
- Menilik Strategi Pegadaian Dalam Menerapkan ESG
- Program One Two Trees, Teladan dari Industri Hulu Migas Wujudkan Lingkungan Berkelanjutan
Negara-negara Amerika Selatan, rumah bagi sebagian besar wilayah Amazon, hutan Chaco, dan lahan basah utama, merupakan pengekspor utama kedelai, jagung, dan daging sapi. Mereka semakin menolak tuntutan lingkungan dari Uni Eropa.
Mereka menilai hal itu merupakan proteksionisme Eropa dan akan merugikan produksi lokal. “Pendekatan dari UE ini sama sekali tidak dapat diterima,” kata Pena, 44, yang mewakili partai konservatif penguasa Colorado.
Pena meminta Uni Eropa berterus terang tentang komitmen mereka maju dengan perjanjian perdagangan bebas. “Hari ini saya mempertanyakan apakah mereka memiliki minat yang tulus,” tergasnya.
Pejabat Mercosur sedang mengerjakan proposal balasan sebelum bertemu dengan negosiator Uni Eropa. Ada beberapa harapan untuk mencapai kesepakatan akhir tahun ini mengenai kesepakatan perdagangan. “Dari sudut pandang kami, negosiasi seharusnya ditutup dan keputusan diambil dengan sederhana. Apakah kita ingin ini terjadi atau tidak?” tambah Pena.