Prestasi PON Jakarta Jadi Momentum Kebangkitan Industri Olahraga Berkuda Nasional
- Hingga Selasa, 17 September 2024, hasil akhir perolehan medali pada cabang pacuan kuda, kontingen Jakarta meraih 4 emas, 4 perak dan 4 perunggu.
Olahraga
MEDAN – Kesuksesan Daerah Khusus Jakarta (DKJ) menjadi juara umum cabang olahraga berkuda dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh - Sumatera Utara 2024 akan menjadi momentum penting bagi perkembangan industri olahraga berkuda nasional.
Animo masyarakat Indonesia yang sangat besar terhadap event berkuda diyakini bakal menjadi magnet bagi perkembangan industri olahraga ini ke depannya.
Aryo Djojohadikusumo mengaku bersyukur kontingen Jakarta mampu menjadi juara umum cabang pacuan kuda dan equestrian dalam multievent bergengsi empat tahunan tersebut. “Ini adalah yang pertama kali kontingen Pordasi DKJ menjadi juara cabang olahraga berkuda dalam PON,” kata Aryo dalam acara makan siang bersama PJ Gubernur Sumatera Utara Agus Fatoni setelah selesai menyaksikan langsung kontingen Equestrian DKJ bertanding di Medan.
Kontingen Jakarta berhasil mengungguli lawan-lawan kuat dari beberapa provinsi lain. Pencapaian ini menoreh sejarah propinsi Jakarta pertama yang mampu menyabet predikat juara umum cabang olahraga berkuda sejak olahraga tersebut resmi masuk PON. Target menjadi juara umum itu sendiri disampaikan Aryo sesaat setelah terpilih sebagai Ketua Pordasi Jakarta periode 2024-2028 pada Jumat, 12 Januari 2024 lalu.
“Dalam berbagai keterbatasan, saya menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh yang telah diberikan oleh KONI Jakarta kepada kami, sehingga atlet dan kuda perwakilan mendapatkan akomodasi, perjalanan, makanan, psikolog, dan dokter yang menunjang performa,” terang Aryo. Ia juga mengapresiasi kerja keras yang telah dilakukan oleh atlet dan seluruh official team kontingen Jakarta untuk meraih berbagai prestasi tersebut di tengah berbagai keterbatasan yang ada.
Aryo menjelaskan, Pordasi Jakarta sejatinya menghadapi tantangan yang cukup besar dalam proses persiapan PON XXI 2024 baik dari sisi atlet maupun infrastruktur. Dari sisi atlet, misalnya, para atlet terbaik yang selama ini berolahraga berkuda di Jakarta sebagian justru ber-KTP di luar Jakarta yang membuat jumlah kontingen yang bisa mewakili provinsi ini berkurang.
Selain itu, tantangan lain seperti infrastruktur berkuda dimana Jakarta belum memiliki banyak stable sehingga persiapan PON dilakukan pada pusat pelatihan di provinsi lain, seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah. “Meski begitu, dengan kolaborasi dan berbagai inovasi kami mampu menyiapkan atlet secara optimal. Kami juga berinisiatif untuk mengirim kuda lebih awal ke Aceh dan Medan, untuk melakukan training camp yang cukup lama di sana agar para atlet kondisinya prima saat bertanding,” tegas Aryo.
Hingga Selasa, 17 September 2024, hasil akhir perolehan medali pada cabang pacuan kuda, kontingen Jakarta meraih 4 emas, 4 perak dan 4 perunggu. Menyusul Kalimantan Selatan (4 emas, 1 perak dan 1 perunggu), serta Jawa Barat (1 emas, 2 perak, 3 perunggu). Adapun pada cabang equestrian, perolehan sementara Jakarta mampu meraih 4 emas, diikuti Jawa Barat (1 emas, 4 perak), Sumatera Utara (1 emas 2 perunggu) dan Yogyakarta (1 emas).
Menurut Aryo, Aceh dan Sumatera Utara sebagai tuan rumah penyelenggaraan pacuan kuda dan equestrian pada PON XXI merepresentasikan salah satu daerah dengan peminat olahraga berkuda paling banyak di Indonesia. “Saya sangat kagum dan tidak membayangkan banyaknya dan antusiasme penonton pacuan kuda di Takengon dan ini menjadi potensi yang sangat besar bagi perkembangan ekosistem olahraga ini ke depan,” tegas Aryo.
Selain Aceh, kata Aryo, sejumlah daerah lain dengan minat masyarakat akan olahraga berkuda yang tinggi antara lain Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Jawa Barat, dan Jawa Timur. “Saya juga mengajak untuk kita bisa saling belajar, berinovasi, dan kolaborasi antar daerah dalam mengembangkan olahraga berkuda secara nasional dari hulu sampai ke hilirnya,” pungkas Aryo saat menyaksikan langsung pertandingan pacuan kuda PON XXI di Takengon, Aceh.
Dalam kesempatan terpisah, atlet muda kontingen Jakarta peraih dua medali emas equestrian, Teuku Rifat Harsya (15 tahun) berharap keberhasilan kontingen Pordasi DKJ tahun ini bisa menjadi inspirasi anak muda Indonesia untuk berprestasi di tingkat nasional dan internasional. Ia pun mengakui, melalui berbagai gebrakan inovasi dan kolaborasi yang dilakukan Aryo di Pordasi, olahraga berkuda di Jakarta saat ini telah berkembang sangat pesat dalam waktu relatif singkat.