<p>Pedagang memeriksa kondisi domba yang dijual untuk hewan kurban di Galeong, Kota Tangerang, Banten , Selasa 13 Juli 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Nasional

Prioritas Swasembada, Kementan Hentikan Impor Daging Domba

  • Provinsi Jawa Barat memiliki rata-rata 12,60 juta ekor per tahun, atau 35,40% dari populasi nasional. Sebagian besar ternak di Jawa Barat adalah domba (90%), sementara sisanya adalah kambing.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menghentikan sementara penerbitan rekomendasi impor daging domba dewasa (mutton). 

Kebijakan ini dilakukan untuk melindungi peternak lokal dari persaingan harga yang tidak sehat akibat membanjirnya daging impor murah, terutama dari Australia. Kementan juga menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga keberlanjutan peternakan rakyat dan mendorong swasembada daging nasional.

"Kebijakan ini diambil untuk melindungi peternak lokal dari persaingan harga yang tidak sehat akibat tingginya peredaran daging impor murah," ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, di Jakarta, dikutip Senin, 2 Desember 2024.

Pada tanggal 18 November 2024, Kementan mengadakan audiensi dengan Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) untuk menyerap aspirasi dari peternak. Selanjutnya, Rembuk Nasional di Boyolali pada tanggal 21 November 2024 menjadi ajang diskusi bersama pemangku kepentingan guna merumuskan solusi.

Kementan juga melakukan inspeksi ke 13 gudang importir pada tanggal 24 November 2024 untuk mengevaluasi stok dan memastikan tidak ada penimbunan yang merugikan pasar. Pertemuan lanjutan dengan HPDKI digelar pada 25 November 2024 untuk membahas langkah konkret mendukung peternak.

“Kami akan memastikan harga daging impor tidak menekan peternak lokal. Langkah ini adalah wujud komitmen kami untuk mendukung peternakan nasional dan mendorong swasembada pangan,” tambah Agung.

Dalam pertemuan dengan para importir pada tanggal 26 November 2024, sejumlah komitmen dicapai. Importir diwajibkan melaporkan realisasi impor dan stok secara berkala, tidak mendistribusikan daging impor ke sektor UMKM, serta merealisasikan impor sesuai rekomendasi tanpa mengganggu stabilitas pasar lokal. Langkah ini diharapkan dapat menjaga keseimbangan pasar dan mendorong daya saing peternak lokal.

Kementan juga mempercepat harmonisasi regulasi ekspor daging ke Malaysia dan Brunei sebagai upaya membuka pasar internasional untuk menyerap surplus produksi domestik. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam mengurangi ketergantungan pada impor dan mendorong ketahanan pangan nasional.

Produksi Daging Domba dan Populasi Ternak di Indonesia 

Produksi daging domba di Indonesia terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data resmi outlook komoditas daging kambing dan domba yang diterbitkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, produksi daging domba nasional mencapai 61.315,40 ton pada tahun 2023, naik dari 60.768,70 ton pada tahun 2022 dan 59.730,15 ton pada tahun 2021.

Namun, pertumbuhan produksi ini diimbangi dengan dinamika populasi kambing dan domba di Indonesia. Data menunjukkan tren peningkatan populasi sebesar 2,24% per tahun sejak tahun 1983. Pada tahun 1983, populasi kambing dan domba tercatat sebanyak 15,76 juta ekor, sementara pada tahun 2022 jumlahnya melonjak menjadi 35,01 juta ekor.

Selama periode 2013–2022, pertumbuhan populasi kambing dan domba melambat menjadi rata-rata 0,59% per tahun. Kambing mengalami kenaikan 0,56% per tahun, sedangkan domba naik sedikit lebih tinggi sebesar 0,71%. Meski demikian, pada tahun 2021 terjadi penurunan populasi domba sebesar 10,77% dibandingkan tahun sebelumnya, yang menandai tantangan dalam pengelolaan populasi ternak di tengah dinamika industri.

Lima provinsi utama menyumbang 74,70% dari populasi kambing dan domba nasional, dengan Jawa Barat sebagai pusat populasi domba. Provinsi ini memiliki rata-rata 12,60 juta ekor per tahun, atau 35,40% dari populasi nasional. Sebagian besar ternak di Jawa Barat adalah domba (90%), sementara sisanya adalah kambing.

Selain Jawa Barat, Jawa Tengah (17,52%) dan Jawa Timur (14,24%) juga menjadi kontributor besar. Sumatera Utara menyumbang 4,26%, dan Banten sebesar 3,28%. Provinsi lainnya secara keseluruhan memberikan kontribusi 25,30% terhadap populasi nasional.

Meskipun tren produksi daging domba terus meningkat, fluktuasi populasi ternak menjadi tantangan yang perlu diatasi. Pengelolaan yang lebih baik, inovasi dalam pengembangbiakan, dan peningkatan infrastruktur peternakan menjadi langkah penting untuk menjaga keberlanjutan sektor ini.

Sebagai salah satu sumber protein penting, daging domba dan populasi ternak lainnya memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan peternak lokal.