<p>Ekspor kereta api buatan BUMN PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA ke Bangladesh / Dok. Indonesia Eximbank</p>
Industri

Produk Diminati Dunia, BUMN INKA Genjot Ekspor Kereta Api

  • Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ingin memaksimalkan produksi ekspor perushaan manufaktur kereta api PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA. Hal tersebut tentu sejalan dengan misi BUMN go global yang kini terus digenjot Erick Thohir.

Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ingin memaksimalkan produksi ekspor perushaan manufaktur kereta api PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA. Hal tersebut tentu sejalan dengan misi BUMN go global yang kini terus digenjot Erick Thohir.

Dalam kunjungannya ke PT INKA di Madiun, Jawa Timur, Erick menangkap potensi keuntungan besar dari pasar di Asia, Afrika, maupun Australia.  Untuk diketahui, PT INKA merupakan perusahaan pertama di Asia Tenggara yang telah memadukan industri manufaktur kereta api dan transportasi.

“Jika PT INKA bisa bekerja sama dengan BUMN di pasar global. Hal itu akan menyatukan kekuatan BUMN di luar negeri, sekaligus menciptakan efisiensi operasional,” ujar Menteri Erick Thohir dilansir laman resmi Kementerian BUMN, Jumat, 19 Maret 2021.

Dalam dua tahun terakhir, PT INKA telah mampu mengekspor beragam jenis produk, seperti lokomotif, kereta penumpang, kereta rel listrik, kereta penggerak, gerbong barang, light rail transit, hingga trem bertenaga baterai.

Trem bertenaga baterai ini jadi dikatakan Direktur Utama PT INKA, Budi Novianto sangat cocok dengan kondisi transportasi di perkotaan.

Sementara itu, PT INKA juga melakukan penguatan dengan mulai memproduksi kereta rumah sakit. Kereta ini yang menjadi alat transportasi yang bisa digunakan di masa pandemi COVID-19 atau di daerah bencana yang sulit ditembus moda transportasi lain.

Berbagai produk tersebut yang menjadi fokus INKA agar laris di pasar luar negeri. INKA berhasil memenuhi 250 pesanan kereta ke Bangladesh pada tahun 2020 lalu. Selain itu, INKA juga mengerjakan proyek pengadaan 3 lokomotif, 15 kereta commuter ke Fliphina pada tahun ini. Nilai proyek yang diterima perusahaan pelat ini diperkirakan mencapai Rp363 miliar.

INKA juga sibuk melayani pesanan di dalam negeri. Pada awal tahun 2021 ini saja, INKA telah merampungkan sekitar 20 dari total 31 pesanan untuk kebutuhan Lintas Raya Terpadu (LRT) di Jabodetabek.

“Harapannya, PT INKA terus melakukan inovasi. Tak hanya inovasi produk, tapi juga inovasi bisnis dengan melakukan investasi atau akuisisi di luar negeri. Industri transportasi merupakan industri strategis jadi pasar dan peluang bisnisnya sangat besar,” papar Erick.

Saat ini, PT INKA bersama LEN Industri (Persero) dan Wijaya Karya (Persero) Tbk sudah membangun Indonesia Railway Development Incorporated for Afrika di Kinshaha, Kongo dan Indonesia Railway Development Consortium bersama KAI (Persero), LEN, dan Waskita Karya (Persero). (SKO)