Produk Makanan dan Minuman Indonesia Tembus Pasar Kanada
- Total nilai transaksi dari ekspor produk makanan dan minuman ini hampir mencapai US$100.000 atau setara dengan Rp1,5 miliar (Kurs Rp15.000)
Industri
VANCOUVER - Produk makanan ringan dan minuman Indonesia kembali menembus pasar Kanada. Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Vancouver melaksanakan proses bongkar muat peti kemas produk makanan ringan dan minuman asal Indonesia di Vancouver, Kanada pada Selasa, 25 Juli 2023.
Total nilai transaksi dari ekspor produk makanan dan minuman ini hampir mencapai US$100.000 atau setara dengan Rp1,5 miliar (Kurs Rp15.000).
Didi Sumedi, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, dalam pernyataan terpisah menyebutkan, “Kami bangga produk makanan ringan dan minuman Indonesia berhasil kembali menembus pasar Kanada. Ini membuktikan, produk Indonesia memiliki potensi untuk diterima konsumen di Kanada. Keberhasilan ekspor tersebut tentu tidak lepas dari upaya seluruh pihak, terutama ITPC Vancouver dalam memfasilitasi penjajakan bisnis dan pendampingan secara konsisten.”
- Laba Bersih BCA Tahun 2023 Diprediksi Kembali Tumbuh Double Digit
- Dana Infrastruktur Tembus Rp138 Triliun pada 2024
- Pertama di Indonesia, Sumbar Rilis Sistem Pendakian Booking Online
Kepala ITPC Vancouver, Andri Satria Permana, mengungkapkan, produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia memiliki keunggulan dan kekhasan yang berpotensi diterima secara luas di pasar Kanada. Menurutnya, melalui upaya promosi yang tepat dan konsisten, diharapkan realisasi ekspor ke Kanada kali ini dapat menjadi upaya agar produk Indonesia semakin dikenal luas oleh masyarakat Kanada.
Selain itu, realisasi ekspor diharapkan akan meningkatkan citra dan daya saing produk Indonesia di pasar Kanada, yang saat ini telah didominasi oleh produk-produk pesaing yang telah lebih dulu masuk dan berhasil mendapatkan pangsa pasar.
Konsul Jenderal RI untuk Vancouver, Hendra Halim, didampingi oleh Andri dan Yuni Fatria Putrie, Wakil Kepala ITPC Vancouver, menyaksikan proses bongkar muat peti kemas dan melakukan pemeriksaan barang bersama perwakilan dari Uno Foods Ltd selaku pihak pembeli. Setelah pengecekan selesai, peti kemas diserahkan kepada Uno Foods Ltd selaku pihak yang akan mendistribusikan produk di pasar Kanada.
Melalui pintu masuk jalur pantai utara, Savoria Group berhasil mengekspor produk permen dan kopi instan dengan total pengiriman sebanyak 6,5 ton. Dalam pengiriman yang sama, produk wafer roll dan keripik pisang dikirimkan dengan label pribadi ‘Golden Panda’ oleh produsen besar Indonesia lainnya dengan total pengiriman mencapai 20 ton.
Andri menyatakan bahwa pengiriman produk permen, makanan ringan, dan minuman kopi instan khas Indonesia merupakan hasil dari upaya penjajakan bisnis yang terus dilakukan oleh ITPC Vancouver dan partisipasi aktif pelaku usaha dalam pameran dagang seperti Trade Expo Indonesia. Dia berharap bahwa pengiriman ini bukan hanya yang pertama dan terakhir, melainkan akan menjadi awal dari upaya terus meningkatkan pengiriman produk lainnya ke Kanada.
Menunjukkan Komitmen
Sementara itu, Konsul Jenderal Hendra Halim menyampaikan apresiasi bagi eksportir Indonesia yang mampu mengirimkan produk ekspornya guna memenuhi kontrak dan sekaligus menunjukkan komitmennya dalam memberikan pelayanan kepada buyer. “Kisah sukses ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kinerja ekspor nonmigas Indonesia serta menjadi energi positif bagi produk Indonesia lainnya untuk masuk ke pasar Kanada,” imbuh Hendra.
Kementerian Perdagangan mencatat, impor produk mamin Kanada dari dunia pada 2022 masih terus meningkat mengikuti tren positif pada 2021. Pada 2021, impornya tumbuh 11,63 persen dan menjadi 16,15 persen pada Januari hingga Februari 2022. Impor Kanada dari Indonesia naik 9,52 persen dibanding pada 2021 atau dari US$19,94 juta (Rp299,10 miliar) pada 2021 menjadi US$21,84 juta (Rp327,60 miliar) pada 2022.
Adapun pangsa pasar ekspor produk mamin Indonesia dari total ekspor Indonesia ke Kanada tercatat 7,9 persen. Peringkat Indonesia juga mengalami perbaikan. Tercatat, Indonesia berhasil menanjak masuk peringkat ke-29 tahun ini setelah menduduki posisi ke-31 pada tahun lalu.